Tokyo (Antaranews Jateng) - Yamato Holdings bersama Bell Helicopter Textron dari Amerika Serikat (AS) mengembangkan "truk" terbang nirawak (tanpa awak) yang bisa mengangkut beban 450kilogram, guna menyongsong perkembangan teknologi dalam industri logistik.
Bell Helicopter Textron akan membuat bodi, sedangkan pihak Yamato akan membuat kontainer kargo pada truk terbang yang masih berstatus purwarupa itu.
Pesawat mungil itu bisa naik secara vertikal dengan ketinggian yang ditentukan, kemudian melakukan perjalanan secara horizontal untuk membawa barang hingga 450 kg dengan kecepatan 160 kilometer per jam, demikian dilansir laman resmi Bell Flight, Sabtu (13/10).
Yamato menginginkan sebuah truk terbang untuk pengiriman kargo jarak menengah ke atas, sehingga kontainer kargo akan didesain sedemikian rupa agar mudah dimasukkan ke dalam truk atau dan kendaraan lain saat pesawat ini mendarat.
Baca juga: Porsche mau bikin mobil terbang
Kedua perusahaan akan menguji prototipe berukuran panjang 1,5 meter itu pada Agustus 2019.
Sebelumnya, industri logistik Jepang menaikkan harga untuk pengiriman rumahan dan mengalihkan pengiriman dari truk ke kapal atau kereta api.
Yamato pun bergegas mengembangkan metode pengiriman menggunakan pesawat tanpa awak yang mampu mengeliminasi kendala-kendala pengiriman menggunakan mobil, antara lain pengemudi yang sudah lanjut usia, lambat, hingga masalah lalulintas lainnya.
Mengkomersialkan teknologi ini membutuhkan berbagai persiapan, selain fitur keamanan, perlu juga menyiapkan peta jalan di udara guna menghindari kecelakaan.
Perusahaan lain, Uber Technologies dan pembuat pesawat Eropa, Airbus, juga bersaing untuk mengembangkan mobil terbang.
Baca juga: Uber gandeng Angkatan Darat AS kembangkan mobil terbang
Bell Helicopter Textron akan membuat bodi, sedangkan pihak Yamato akan membuat kontainer kargo pada truk terbang yang masih berstatus purwarupa itu.
Pesawat mungil itu bisa naik secara vertikal dengan ketinggian yang ditentukan, kemudian melakukan perjalanan secara horizontal untuk membawa barang hingga 450 kg dengan kecepatan 160 kilometer per jam, demikian dilansir laman resmi Bell Flight, Sabtu (13/10).
Yamato menginginkan sebuah truk terbang untuk pengiriman kargo jarak menengah ke atas, sehingga kontainer kargo akan didesain sedemikian rupa agar mudah dimasukkan ke dalam truk atau dan kendaraan lain saat pesawat ini mendarat.
Baca juga: Porsche mau bikin mobil terbang
Kedua perusahaan akan menguji prototipe berukuran panjang 1,5 meter itu pada Agustus 2019.
Sebelumnya, industri logistik Jepang menaikkan harga untuk pengiriman rumahan dan mengalihkan pengiriman dari truk ke kapal atau kereta api.
Yamato pun bergegas mengembangkan metode pengiriman menggunakan pesawat tanpa awak yang mampu mengeliminasi kendala-kendala pengiriman menggunakan mobil, antara lain pengemudi yang sudah lanjut usia, lambat, hingga masalah lalulintas lainnya.
Mengkomersialkan teknologi ini membutuhkan berbagai persiapan, selain fitur keamanan, perlu juga menyiapkan peta jalan di udara guna menghindari kecelakaan.
Perusahaan lain, Uber Technologies dan pembuat pesawat Eropa, Airbus, juga bersaing untuk mengembangkan mobil terbang.
Baca juga: Uber gandeng Angkatan Darat AS kembangkan mobil terbang