Demak (Antaranews Jateng) - Anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo Mardiyanto mendorong penguatan progam pembangunan infrastruktur hijau atau ramah lingkungan agar target Indonesia bersih sampah tahun 2020 tercapai. 
   
"Progam pembangunan infrastruktur hijau ini sangat layak dijalankan karena menawarkan cara pandang baru dalam penanganan sampah," ujarnya saat Sosialisasi dan Penyerahan Motor Sampah Pengembangan Bank Sampah Melalui Infrastruktur Hijau Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020 untuk Kabupaten Jepara, Kudus dan Demak di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Demak, Kamis.
     
Kegiatan tersebut, juga dihadiri Direktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dari Kabupaten Jepara, Demak dan Kudus serta pegiat bank sampah dari Kabupaten Demak, Jepara dan Kudus.
     
Menurut dia selain bermanfaat untuk lingkungan, progam tersebut juga memiliki dampak positif untuk perekonomian masyarakat.
     
Penyerahan becak motor sampah ini, kata dia, merupakan salah satu bentuk dukungan dengan melibatkan masyarakat agar program infrastruktur hijau bisa berjalan maksimal.      
     
Di seluruh Indonesia ada lebih dari 3.000 unit becak motor yang sudah diserahkan kepada kelompok pegiat bank sampah dan utuk Kabupaten Demak, Jepara, dan Kudus, tercatat ada 72 unit kendaraan. 
     
"Progam tersebut juga akan didorong terus dalam APBN 2019 yang dijadwalkan akhir Oktober 2019 sudah disahkan. Minimal anggarannya sama seperti 2018," ujar politisi PDIP dari Daerah Pemilihan II Jateng (Jepara, Kudus dan Demak) itu.
     
Daryatmo menilai aspek hulu dan hilir dalam penanganan sampah atau limbah harus digarap bersamaan. Untuk aspek bagian hulu, bisa dimulai lewat penyempurnaan tata ruang yang ramah pengelolaan lingkungan hidup sehingga pihaknya perlu mendorong agar kebijakan itu masuk dalam peraturan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 
     
"Pemerintah gencar membangun infrastruktur. Mestinya itu harus dilengkapi dengan pengelolaan sampah dan limbah. Perhatian tidak hanya di bagian hilir, melainkan hulu juga demikian," ujarnya.
     
Direktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar menambahkan untuk sisi hulu jajarannya juga mendorong adanya upaya pengurangan produksi sampah. 
     
Upaya pengurangan sampah, katanya, memang tidak mudah karena menyangkut perilaku masyarakatnya, oleh karena itu level masyarakat harus ditingkatkan dari hanya membuang sampah pada tempatnya meningkat menjadi memilah sampah organik dan anorganik.
     
"Bagi masyarakat yang bisa membatasi diri tidak membuang sampah, levelnya tentu sufi karena kemana-mana selalu membawa kantong sendiri," ujarnya.
     
Sampah yang dipilah, katanya, bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang berharga karena sampah botol air mineral saja bisa dijadikan bahan untuk membuat kaos serta sepatu.
     
Untuk itulah, katanya, Kementerian LHK mendorong progam bank sampah serta adanya kegiatan induk bank sampah yang akan berhubungan langsung dengan industri daur ulang sampah. 
     
Ia berharap pemerintah daerah peduli dalam penanganan sampah yang bisa menimbulkan dampak ekonomi, salah satunya berupaya agar di daerahnya juga tumbuh induk daur ulang sampah yang menjadi kunci pertumbuhan bank sampah di daerah.
     
Jumlah bank sampah di seluruh Indonesia untuk saat ini sebanyak 5.500 unit, sedangkan cita-cita pemerintah bisa mencapai puluhan ribu unit. 
     
"Idealnya satu desa atau kelurahan memiliki satu bank sampah dan untuk setiap kabupaten/kota minimal memiliki satu induk bank sampah yang berperan menyalurkan sampahnya ke tingkat industri daur ulang," ujarnya. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024