Kudus (Antara) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta rumah sakit di Provinsi Jateng memberikan pelayanan terbaiknya kepada pasien serta jangan sampai menolak pasien yang akan berobat.
     
"Selain itu, dalam memberikan pelayanan juga jangan galak," ujarnya ditemui usai meresmikan gedung Asyratul Kiram di Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus, Jumat.
     
Dia menjelaskan pasien harus diberi penjelasan secara detail, termasuk soal biaya pengobatannya, agar tidak terkaget-kaget ketika hendak membayar biaya pengobatan selama menjalani perawatan. Ketika pihah rumah sakit bisa menjelaskan dengan baik kepada masyarakat, dipastikan bisa mengurangi komplain masyarakat.
     
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengajak semua pihak untuk menjalankan pola hidup sehat.
     
"Jika berbicara politik kesehatan masih model hilir, semua yang sakit dijamin itu pasti seneng. Makanya sekarang sakit kecil saja akan mencari rumah sakit besar karena kemantapan hati maupun kepuasan hati," ujarnya. 
     
Ketika diminta berobat ke puskesmas, dipastikan tidak mau sehingga pasien di rumah sakit akhirnya membeludak dan menimbulkan antrean panjang, terlalu lama, dan membuat pasien tidak mendapatkan pelayanan sehingga menimbulkan kemarahan, kemudian muncul ke publik yang memberikan kesan tidak baik.
     
Oleh karena itu, katra dia, saat ini perlu berbicara politik kesehatan di tingkat hulu, yang didorong masyarakatnya mulai menerapkan perilaku hidup sehat, di antaranya dengan berolahraga secara rutin, makan sayur-mayur, makan ikan, dan buah-buahan.
     
Ketika masyarakatnya diajari hidup sehat, maka masyarakat tidak mudah sakit sehingga tidak perlu mengajukan klaim dan akhirnya tidak akan berbicara ke rumah sakit.
     
Terkait dengan bangunan Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus yang menyediakan ruang rawat inap hingga berkelas dengan tarif murah sekali, kata Ganjar, perlu disampaikan kepada masyarakat yang ingin merasakan fasilitas memadai dengan biaya terjangkau.
     
Terkait dengan kebijakan rujukan berjenjang yang diterapkan BPJS Kesehatan, katanya, jika tidak dilakukan kebijakan tersebut akan terjadi penumpukan pasien di rumah sakit besar. 
     
"Jika memang bisa ditangani di tingkat puskesmas, tentunya tidak perlu ke rumah sakit," ujarnya.

Direktur RSI Sunan Kudus Sunaryo Gana menyampaikan pembangunan gedung baru merupakan tindak lanjut dari bangunan rumah sakit lama yang sudah ada, untuk meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
     
Lantai satu merupakan layanan penunjang, sedangkan lantai dua khusus untuk dokter spesialis dan lantai tiga ruang rawat inap VIP.
     
Ruang spesialis di lantai dua, katanya, cukup lengkap, mulai dari layanan spesialis jantung, urologi, psikologi, THT, hingga spesialis lainnya juga tersedia, sedangkan lantai tiga ruang VIP yang disediakan mencapai 30 kamar.
     
RSI Sunan Kudus juga menambah sumber daya manusia, khususnya untuk dokter spesialis.

    

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024