Pekalongan (Antaranews Jateng) - Panitia Pekan Batik Nusantara Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melarang para pemilik stan membawa batik printing atau batik berbahan kain tekstil untuk dipamerkan pada kegiatan yang akan digelar 20 Oktober hingga 24 Oktober 2018 tersebut.
Panitia Inti Pameran PBN Wulan Utoyo di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa tujuan pameran PBN ini adalah untuk mengangkat budaya melalui karya batik batik batik tulis, cap, dan kombinasi baik tulis dan cap.
"Oleh karena, khusus 40 stan komunitas yang dipilih harus konsekuen memiliki tema, tidak ada printing. Nantinya ada tim yang memantaunya," katanya.
Menurut dia, PBN hadir dengan konsep "Pesona Batik Peranakan Wujud Akulturasi Budaya" dengan lebih menonjolkan karya batik "Peranakan".
Batik bertumbuh, kata dia, karena pengaruh akulturasi budaya dari berbagai etnik baik etnik Jawa, Cina, Arab, Jepang, India, dan bahkan Belanda.
Ia mengatakan batik tulis dan cap akan dihadirkan pada pameran PBN dengan pembaharuan konsep yang berbeda pada kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya.
"Pameran PBN yang akan digelar di kawasan Jalan Jetayu ini akan lebih dipercantik. Kami akan menghadirkan center poin dimana akan dipajang batik yang mempunyai nilai lebih," katanya.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan mengatakan tujuan penyelenggaraan Pekan Batik Nusantara 2018 untuk mempromosikan batik ke mancanegara dan meningkatkan pemasaran batik secara global sekaligus memperingati Hari Batik Ke-9.
"Rencananya, Pekan Batik Nusantara 2018 ini akan dibuka Presiden Joko Widodo, dengan dihadiri menteri perdagangan, swasta, dan masyarakat pecinta batik," katanya.
Panitia Inti Pameran PBN Wulan Utoyo di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa tujuan pameran PBN ini adalah untuk mengangkat budaya melalui karya batik batik batik tulis, cap, dan kombinasi baik tulis dan cap.
"Oleh karena, khusus 40 stan komunitas yang dipilih harus konsekuen memiliki tema, tidak ada printing. Nantinya ada tim yang memantaunya," katanya.
Menurut dia, PBN hadir dengan konsep "Pesona Batik Peranakan Wujud Akulturasi Budaya" dengan lebih menonjolkan karya batik "Peranakan".
Batik bertumbuh, kata dia, karena pengaruh akulturasi budaya dari berbagai etnik baik etnik Jawa, Cina, Arab, Jepang, India, dan bahkan Belanda.
Ia mengatakan batik tulis dan cap akan dihadirkan pada pameran PBN dengan pembaharuan konsep yang berbeda pada kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya.
"Pameran PBN yang akan digelar di kawasan Jalan Jetayu ini akan lebih dipercantik. Kami akan menghadirkan center poin dimana akan dipajang batik yang mempunyai nilai lebih," katanya.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan mengatakan tujuan penyelenggaraan Pekan Batik Nusantara 2018 untuk mempromosikan batik ke mancanegara dan meningkatkan pemasaran batik secara global sekaligus memperingati Hari Batik Ke-9.
"Rencananya, Pekan Batik Nusantara 2018 ini akan dibuka Presiden Joko Widodo, dengan dihadiri menteri perdagangan, swasta, dan masyarakat pecinta batik," katanya.