Jakarta (Antaranews Jateng) - Darius Sinathrya kembali bermain dalam film horor yang berjudul "Asih". Menariknya, di sini dia berperan sebagai orang Sunda dan harus bisa azan.
Pria kelahiran Swiss ini, baru pertama kalinya bermain sebagai orang Sunda. Meski demikian, sang sutradara, Awi Suryadi tidak mewajibkannya agar fasih berbahasa Sunda.
Baca juga: Darius Sinathrya tertantang buat film lebih bagus
"Awi bilang enggak usah terlalu dalam. Artinya bermain dengan logat saja. Cengkok-cengkoknya aja yang harus dipertahankan," ujar Darius saat berbincang usai pemutaran perdana film "Asih" di Jakarta, Rabu.
Bagi suami Donna Agnesia itu, lebih susah belajar azan ketimbang bahasa Sunda. Sebab, pelafalannya tidak boleh salah sedikit pun.
Baca juga: "Night Bus" sabet kategori film terbaik
"Aku belajar azan, latihannya on the spot pas syuting. Aku belajar dari Aad (panggilan Alex Abbad). Aku belajar dari Aad, dia yang ngeguide lafalnya. Yang susah itu bagian saat azan tapi adegannya sedih, padahal kan azan itu harus lantang," papar ayah tiga anak itu.
"Lebih sulit belajar azan (daripada bahasa Sunda) sih karena enggak boleh salah," lanjut dia.
Darius mengaku tidak terlalu merasa kesulitan selama syuting. Tantangannya adalah bagaimana cara meredam ego untuk bisa berakting sederhana namun tetap menampilkan karakter yang dalam.
"Karakternya sangat sederhana jadi harus meredam ego. Tapi ini film horor jadi butuh intensitas tinggi," tutup Darius. (Editor : Subagyo).
Pria kelahiran Swiss ini, baru pertama kalinya bermain sebagai orang Sunda. Meski demikian, sang sutradara, Awi Suryadi tidak mewajibkannya agar fasih berbahasa Sunda.
Baca juga: Darius Sinathrya tertantang buat film lebih bagus
"Awi bilang enggak usah terlalu dalam. Artinya bermain dengan logat saja. Cengkok-cengkoknya aja yang harus dipertahankan," ujar Darius saat berbincang usai pemutaran perdana film "Asih" di Jakarta, Rabu.
Bagi suami Donna Agnesia itu, lebih susah belajar azan ketimbang bahasa Sunda. Sebab, pelafalannya tidak boleh salah sedikit pun.
Baca juga: "Night Bus" sabet kategori film terbaik
"Aku belajar azan, latihannya on the spot pas syuting. Aku belajar dari Aad (panggilan Alex Abbad). Aku belajar dari Aad, dia yang ngeguide lafalnya. Yang susah itu bagian saat azan tapi adegannya sedih, padahal kan azan itu harus lantang," papar ayah tiga anak itu.
"Lebih sulit belajar azan (daripada bahasa Sunda) sih karena enggak boleh salah," lanjut dia.
Darius mengaku tidak terlalu merasa kesulitan selama syuting. Tantangannya adalah bagaimana cara meredam ego untuk bisa berakting sederhana namun tetap menampilkan karakter yang dalam.
"Karakternya sangat sederhana jadi harus meredam ego. Tapi ini film horor jadi butuh intensitas tinggi," tutup Darius. (Editor : Subagyo).