Solo (Antaranews Jateng) - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengangkat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui festival kuliner bertajuk "Wonderfull Indonesia Culinary and Shopping Festival" di beberapa mal.
"Untuk di Solo Paragon festival ini dilaksanakan mulai tanggal 2-7 Oktober 2028," kata Ketua APPBI Surakarta sekaligus Chief Marcomm Solo Paragon Lifestyle Mall Veronica Lahji di Solo, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 36 peserta mulai dari pelaku usaha kuliner hingga kerajinan seperti batik.
Menurut dia, festival tersebut sengaja menyajikan kuliner dan fashion khas Kota Solo untuk mengenalkannya kepada masyarakat luas.?
"Kenapa kami mengangkat potensi kuliner khas Kota Solo, karena segmentasi yang kami bidik adalah pengunjung dari luar kota. Biasanya ketika datang ke Solo mereka akan langsung mencari kuliner khas Solo," katanya.
Adapun pada pelaksanaan tersebut pihaknya menargetkan jumlah pengunjung dua kali lipat jika dibandingkan pada hari normal.
"Kalau hari normal jumlah 8.000-10.000 pengunjung/hari, target kami selama pelaksanaan kali ini jumlah pengunjung paling tidak bisa mencapai 16.000 pengunjung/hari," katanya.
Sementara itu, beberapa ragam kuliner tradisional yang ada di event tersebut di antaranya lenjongan, brambang asem, nasi liwet, dan gudeg.
Salah satu pengunjung Bayu Adi mengaku sangat senang berkunjung ke festival tersebut.
"Memang saya lihat lebih banyak makanan khas Solo, tetapi ada juga makanan khas daerah lain seperti ayam madura. Selain itu tadi saya juga beli jajanan kekinian Thailand, jenisnya `street food`. Makanannya enak-enak," katanya.
"Untuk di Solo Paragon festival ini dilaksanakan mulai tanggal 2-7 Oktober 2028," kata Ketua APPBI Surakarta sekaligus Chief Marcomm Solo Paragon Lifestyle Mall Veronica Lahji di Solo, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 36 peserta mulai dari pelaku usaha kuliner hingga kerajinan seperti batik.
Menurut dia, festival tersebut sengaja menyajikan kuliner dan fashion khas Kota Solo untuk mengenalkannya kepada masyarakat luas.?
"Kenapa kami mengangkat potensi kuliner khas Kota Solo, karena segmentasi yang kami bidik adalah pengunjung dari luar kota. Biasanya ketika datang ke Solo mereka akan langsung mencari kuliner khas Solo," katanya.
Adapun pada pelaksanaan tersebut pihaknya menargetkan jumlah pengunjung dua kali lipat jika dibandingkan pada hari normal.
"Kalau hari normal jumlah 8.000-10.000 pengunjung/hari, target kami selama pelaksanaan kali ini jumlah pengunjung paling tidak bisa mencapai 16.000 pengunjung/hari," katanya.
Sementara itu, beberapa ragam kuliner tradisional yang ada di event tersebut di antaranya lenjongan, brambang asem, nasi liwet, dan gudeg.
Salah satu pengunjung Bayu Adi mengaku sangat senang berkunjung ke festival tersebut.
"Memang saya lihat lebih banyak makanan khas Solo, tetapi ada juga makanan khas daerah lain seperti ayam madura. Selain itu tadi saya juga beli jajanan kekinian Thailand, jenisnya `street food`. Makanannya enak-enak," katanya.