Semarang (AntaranewsJateng) - Sosok Husni Kamil Malik yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia semasa hidupnya dinilai mampu mengembalikan kehormatan KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu.

"Marwah KPU mampu dikembalikan lagi oleh sosok Husni Kamil Malik yang juga mewariskan beberapa hal bagi pemilu di Indonesia, seperti Sistem Informasi Data Pemilih serta Sistem Penghitungan secara 'online'," kata dosen Universitas Wahid Hasyim Agus Riyanto di Semarang, Kamis.

Hal tersebut disampaikan Agus saat menjadi salah seorang pembicara pada acara bedah buku berjudul "Mengeluarkan Pemilu Dari Lorong Gelap" Mengenang Husni Kamil Malik 1975-2016.

Agus juga menilai sosok Husni Kamil Malik sebagai kader Nahdlatul Ulama yang mampu mengejawantahkan ajaran Ahlus-Sunnah wal Jamaah ketika menjabat Ketua KPU RI.

Menurut dia, para penyelenggara pemilu sekarang bisa melihat komitmen yang bersangkutan dalam upayanya menyukseskan pelaksanaan pemilu saat itu.

"Kepemimpinan beliau sebagai Ketua KPU RI sudah teruji, dan buku ini bisa menjadi warna bagi penyelenggara maupun pemerhati pemilu dalam upayanya majukan proses politik di Indonesia sehingga pemilu dapat semakin berkualitas," ujarnya.

Mantan anggota KPU Provinsi Jawa Tengah Ari Pradhanawati mengenal Husni Kamil Malik sejak 2003 sebagai sosok yang santun dan tidak bertemperamen tinggi.

"Husni Kamil Malik sosok santun yang tidak meledak-ledak dalam menghadapi semua partai politik," katanya.

Akademikus dari Universitas Diponegoro Semarang itu mengapresiasi buku setebal 734 halaman yang berisi tentang testimoni sosok Husni Kamil Malik dan ditulis oleh 117 komisioner KPU serta Bawaslu di seluruh Indonesia.
 
Ketua KPU Provinsi Jateng periode 2018-2023, Yulianto Sudrajat, menilai buku yang
diedit oleh Nur Hidayat Sardini ini cukup menarik dalam mengangkat sosok Husni Kamil Malik.

"Buku ini menarik karena mengungkap sosok Husni Kamil Malik sejak lahir hingga meninggal dunia dan sosok beliau menginspirasi kami sebagai komisioner KPU," ujarnya.

Kendati demikian, mantan anggota KPU Kabupaten Sukoharjo itu mengkritisi buku yang diluncurkan ke publik pada 2017 karena halamannya terlalu tebal.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024