Solo (Antaranews Jateng) - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Soloraya, Jawa Tengah, berharap pemerintah memberikan perlindungan hak usaha kepada peternak kecil agar tidak merugi seiring dengan turunnya harga ayam.

"Penurunan harga ini terjadi karena ada `over` suplai di pasaran. Memang dari data Kementerian Pertanian pada Januari-Juli ada surplus bibit ayam," kata Ketua Pinsar Soloraya Parjuni di Solo, Rabu.

Harga ayam hidup turun dari Rp18.000/kg menjadi Rp13.000/kg.

Menurut dia, melihat situasi di mana terjadi surplus bibit ayam, banyak perusahaan besar yang kuat secara modal akhirnya masuk di pasaran dan tidak mau berbagi dengan peternak mandiri.

"Berlebihnya panen mereka ini imbasnya ke kami. Peternak mandiri yang akhirnya mengalami kerugian," katanya.

Ia mengatakan harga jual yang rendah ini ditambah dengan naiknya harga bibit ayam dan pakan makin membebani peternak. 

Menurut dia, jika idealnya harga bibit ayam di kisaran Rp5.000-5.500/ekor saat ini naik menjadi Rp7.000/ekor.

"Harga pakan naik sekitar Rp600/kg. Bahkan kalau di tingkat peternak naiknya Rp1.000-1.200/kg. Sekarang harganya menjadi Rp7.000/kg, harapan kami bisa turun menjadi Rp6.500/kg," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya telah melakukan aksi keprihatinan dengan cara membagikan ayam hidup secara gratis kepada masyarakat Kota Solo dan sekitarnya sebanyak 1.500 ekor.?

Ia mengatakan akan melihat dampak dari aksi tersebut sekitar 1-2 hari.

"Selanjutnya kami juga akan melakukan komunikasi dengan pemerintah, kalau mentok ya kami akan demo lagi," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024