Magelang (Antaranews Jateng) - Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Kota Magelang diharapkan bisa sampai tingkat paling bawah atau kampung, kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.
"Kalau bisa, MTQ diselenggarakan tidak hanya di lingkungan kantor Pemerintah Kota Magelang saja, namun juga sampai kampung-kampung, seperti pelaksanaan safari Jumat atau safari subuh yang saya lakukan," katanya di Magelang, Selasa, saat membuka MTQ 2018 Kota Magelang di Gedung Wiworo Wiji Pinilih, kompleks kantor pemkot setempat.
Menurut dia kegiatan MTQ maupun safari subuh/safari Jumat bukan hanya seremonial tahunan, namun berhubungan dengan silaturahim.
"MTQ di tingkat kampung ini belum pernah dilakukan, tetapi merupakan ide yang baik. Barangkali ke depan bisa dilaksanakan mulai dari Magelang Utara, kemudian Magelang Tengah, sampai Magelang Selatan," katanya.
Terkait dengan lokasi pelaksanaan, menurut Sigit, bisa di masjid-masjid yang berdekatan dengan sekolah.
"Hal ini bisa jadi rencana di kemudian hari, semangat dalam rangka mengajak anak-anak untuk memiliki karakter spiritual yang baik serta menjadi anak yang maju dan cerdas," katanya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Magelang Hadi Sutopo mengatakan MTQ 2018 dilaksanakan selama dua hari, pada 25-26 September.
Kegiatan ini berlangsung di tiga lokasi, yaitu Gedung Wiworo Wiji Pinilih, Masjid Baitul Makmur, dan ruang rapat lantai I Setda Kota Magelang.
Ia menyebutkan jumlah peserta MTQ 229 orang, terdiri atas 167 pelajar dan 62 peserta umum, sedangkan kategori lomba dibagi menjadi tiga, yakni tilawah, tartil, dan tahfidz.
"Kategori tahfidz pelajar juz 1-juz 5, sedangkan tahfidz umum juz 1-juz 30," katanya.
Hadiah yang diperebutkan berupa piagam dan uang pembinaan. Untuk juara I uang pembinaan Rp1.750.000, juara II Rp1.250.000, dan juara III Rp1.000.000. (hms)
"Kalau bisa, MTQ diselenggarakan tidak hanya di lingkungan kantor Pemerintah Kota Magelang saja, namun juga sampai kampung-kampung, seperti pelaksanaan safari Jumat atau safari subuh yang saya lakukan," katanya di Magelang, Selasa, saat membuka MTQ 2018 Kota Magelang di Gedung Wiworo Wiji Pinilih, kompleks kantor pemkot setempat.
Menurut dia kegiatan MTQ maupun safari subuh/safari Jumat bukan hanya seremonial tahunan, namun berhubungan dengan silaturahim.
"MTQ di tingkat kampung ini belum pernah dilakukan, tetapi merupakan ide yang baik. Barangkali ke depan bisa dilaksanakan mulai dari Magelang Utara, kemudian Magelang Tengah, sampai Magelang Selatan," katanya.
Terkait dengan lokasi pelaksanaan, menurut Sigit, bisa di masjid-masjid yang berdekatan dengan sekolah.
"Hal ini bisa jadi rencana di kemudian hari, semangat dalam rangka mengajak anak-anak untuk memiliki karakter spiritual yang baik serta menjadi anak yang maju dan cerdas," katanya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Magelang Hadi Sutopo mengatakan MTQ 2018 dilaksanakan selama dua hari, pada 25-26 September.
Kegiatan ini berlangsung di tiga lokasi, yaitu Gedung Wiworo Wiji Pinilih, Masjid Baitul Makmur, dan ruang rapat lantai I Setda Kota Magelang.
Ia menyebutkan jumlah peserta MTQ 229 orang, terdiri atas 167 pelajar dan 62 peserta umum, sedangkan kategori lomba dibagi menjadi tiga, yakni tilawah, tartil, dan tahfidz.
"Kategori tahfidz pelajar juz 1-juz 5, sedangkan tahfidz umum juz 1-juz 30," katanya.
Hadiah yang diperebutkan berupa piagam dan uang pembinaan. Untuk juara I uang pembinaan Rp1.750.000, juara II Rp1.250.000, dan juara III Rp1.000.000. (hms)