Semarang (Antaranews Jateng) - Para pelajar asal Kepulauan Riau yang menjadi peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 yakin sektor kemaritiman maju setelah melihat tata niaga kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

"Pelabuhannya (Pelabuhan Semarang, red.) bagus, mirip bandara. Saya kagum. Potensi kemaritiman Indonesia sangat besar dan harusnya maju," kata Said Regi Pratama (16), peserta SMN 2018 asal Riau di Semarang, Kamis.

Hal itu diungkapkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Benguran Barat, Kabupaten Natuna, itu saat diajak berkeliling Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, termasuk terminal penumpang dan peti kemas.

Tak hanya itu, Said bersama 23 pelajar lainnya asal Kepri juga diajak melihat kegiatan tata niaga pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III itu sebagai rangkaian kegiatan SMN 2018.

Program SMN 2018 adalah pertukaran pelajar yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.

Untuk pelajar dari Riau, program SMN 2018 difasilitasi PT Pelindo I Tanjung Pinang, Perum LKBN Antara, dan PT Persero Batam dengan menyeleksi 24 siswa untuk studi banding ke Yogyakarta dan Semarang.

Semula, kata Said, 10 Agustus 2002 itu, pertukaran pelajar mereka rencananya ke Lombok, NTB, tetapi kemudian dialihkan ke Yogyakarta dan Semarang karena bencana gempa bumi.

"Saya senang datang ke sini. Pelabuhannya ternyata bagus sekali. Kebetulan di Natuna belum ada pelabuhan sebagus ini," kata pelajar kelahiran Batubijaya, 10 Agustus 2002 itu.

Senada, Evi Susilawati (16) pelajar SMKN 1 Tanjung Pinang mengatakan sektor maritim Indonesia semestinya maju seiring dengan potensi kemaritiman yang dimiliki negara ini.

Sulung dari tiga bersaudara itu mengatakan kunjungannya ke Pelindo III semakin menambah wawasan dan pengetahuannya tentang kemaritiman dan tata niaga kepelabuhanan.

"Kebetulan, saya ambil jurusan akuntansi. Bagaimana sumber daya kelautan yang ada bisa dikembangkan. Jadi, senang sekali dapat kesempatan berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang," katanya.

Selama ini, sulung dari tiga bersaudara itu mengaku sebatas mengetahui dunia kemaritiman melalui dunia maya dan media sosial, tetapi kini bisa melihat dan belajar secara langsung.

"Dengan melihat langsung, saya jadi lebih tahu tentang kegiatan kepelabuhanan. Semakin menambah wawasan dan pengetahuan setingkat lebih tinggi," kata peljar kelahiran Tanjung Pinang, 15 Oktober 2002 itu. 
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024