Banjarnegara (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terus mengupayakan program Upaya Khusus Sapi/Kerbau Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) di wilayah setempat mencapai target yang ditetapkan.
"Menurut laporan yang masuk hingga Agustus 2018 sudah tercapai 72 persen, kami akan terus melakukan verifikasi data di lapangan," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Perikanan Banjarnegara, Herrina indri hastuti di Banjarnegara, Kamis.
Dia juga menambahkan, menurut laporan yang masuk, capaian kebuntingan ?hingga Agustus telah mencapai 55 persen dan capaian kelahiran 65 persen.
Sementara itu, dia juga mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya permasalahan program Upsus Siwab di lapangan.
"Meskipun Banjarnegara telah memasuki musim kemarau sejak beberapa bulan lalu namun belum ada laporan mengenai permasalahan program Upsus Siwab di lapangan," katanya.
Dia mengatakan, sejumlah upaya terus dilakukan agar jumlah betina produktif di wilayah tersebut tidak mengalami penurunan.
Pemeriksaan menyeluruh terhadap sapi atau kerbau yang sulit bunting juga terus terus dilakukan.
Selain itu, kata dia, sistem pelaporan menggunakan sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS) juga berjalan dengan baik hingga saat ini.
Sebelumnya, Pemerintah kabupaten menargetkan akseptor sebanyak 4.000 ekor pada 2018.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara optimistis program tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
"Menurut laporan yang masuk hingga Agustus 2018 sudah tercapai 72 persen, kami akan terus melakukan verifikasi data di lapangan," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Perikanan Banjarnegara, Herrina indri hastuti di Banjarnegara, Kamis.
Dia juga menambahkan, menurut laporan yang masuk, capaian kebuntingan ?hingga Agustus telah mencapai 55 persen dan capaian kelahiran 65 persen.
Sementara itu, dia juga mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya permasalahan program Upsus Siwab di lapangan.
"Meskipun Banjarnegara telah memasuki musim kemarau sejak beberapa bulan lalu namun belum ada laporan mengenai permasalahan program Upsus Siwab di lapangan," katanya.
Dia mengatakan, sejumlah upaya terus dilakukan agar jumlah betina produktif di wilayah tersebut tidak mengalami penurunan.
Pemeriksaan menyeluruh terhadap sapi atau kerbau yang sulit bunting juga terus terus dilakukan.
Selain itu, kata dia, sistem pelaporan menggunakan sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS) juga berjalan dengan baik hingga saat ini.
Sebelumnya, Pemerintah kabupaten menargetkan akseptor sebanyak 4.000 ekor pada 2018.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara optimistis program tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan.