Temanggung (Antaranews Jateng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengusulkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk pemadaman kebakaran kawasan hutan di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing menggunakan helikopter pengeboman air.

"Kami memang sudah mengusulkan pemadaman kebakaran di wilayah Gunung Sindoro dan Sumbing menggunakan helikopter `water bombing`, namun sampai saat ini belum ada jawaban," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi di Temanggung, Rabu.

Kawasan hutan Gunung Sindoro terbakar sejak Jumat (7/9). Kebakaran tersebut belum dapat dipadamkan, kemudian menyusul kawasan hutan Gunung Sumbing pada Senin (10/9). Hingga saat ini kebakaran di dua gunung tersebut belum padam.

Gito mengatakan setiap hari tim gabungan dari berbagai unsur, antara lain TNI, Polri, BPBD, Tim SAR, relawan, dan Perhutani berupaya melakukan pemadaman.

Pada hari Rabu diterjunkan 150 personel untuk melakukan pemadaman, yakni 50 orang beroperasi di Gunung Sindoro dan 100 orang di Gunung Sumbing. Mereka melakukan pemadaman secara manual.

Luasan kebakaran di Sindoro mencapai sekitar 305 hektare, sedangkan di Sumbing sekitar 237 hektare.

Ia menuturkan upaya yang dilakukan, yakni penyekatan supaya api tidak menjalar ke permukiman, sedangkan pemadaman dengan menggunkan alat manual.

"Permukiman masih aman karena titik api terakhir yang di Sumbing sekitar lima kilometer dan yang di Sindoro 4,5 kilometer. Api kini bergerak ke arah selatan," katanya.

Ia mengatakan yang dikhawatirkan untuk Sindoro adalah alat pemantau gunung berapi. Petugas mengupayakan jangan sampai api merusak alat tersebut.

"Kebakaran di Gunung Sindoro pada hari Selasa (11/9) sekitar pukul 20.00 WIB sebenarnya api sudah padam, tetapi pada Rabu pagi titik api kembali muncul di petak 10-4," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024