Temanggung (Antaranews Jateng) - Ratusan hektare kawasan hutan savana di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, di bawah pengelolaan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara, Perum Perhutani, hangus terbakar.

Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana, BPBD Kabupaten Temanggung, Edi Muryanto di Temanggung, Selasa, menyebutkan akibat kebakaran di Gunung Sindoro sejak Jumat (7/9) total luas lahan yang terbakar mencapai 245,1 hektare.

Kemudian di Gunung Sumbing, api yang muncul pertama kali pada Senin (10/9) petang telah melahap sekitar 239 hektare alang-alang di petak 20-1.

Menurut dia, meluasnya kebakaran di dua gunung tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keringnya vegetasi padang ilalang serta kencangnya hembusan angin sehingga nyala api mudah sekali untuk merambat.

"Kalau pemicunya, kami hanya memprediksi bisa karena alam atau ulah manusia sehingga menimbulkan nyala api yang akhirnya meluas seperti ini," katanya.

Ia menuturkan guna menghindari berbagai kemungkinan kebakaran yang semakin parah, petugas gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, relawan, Perhutani, dan BPBD langsung terjun ke lokasi nyala api untuk melakukan pemadaman secara manual, seperti membuat sekat di sekitar kobaran api.

"Termasuk kegiatan pemantauan yang kami lakukan secara terus menerus di berbagai titik posko. Di samping upaya pemadaman, petugas yang terjun di lapangan juga meminta turun para pendaki yang masih di puncak gunung atau melarang mereka yang akan naik gunung, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Korlap SAR Jawa Tengah Sutikno mengatakan kobaran api di Gunung Sindoro yang merambat ke arah selatan dapat mengancam alat seismograf yang dipasang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Posko Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.

Ia menuturkan saat ini jarak terdekat api dengan alat tersebut berkisar 100 meter.

"Kami telah membuat penyekatan di sekitar lokasi alat seismograf di Posko Katekan. Jangan sampai alat yang memiliki fungsi vital tersebut terbakar," katanya. 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024