Temanggung (Antaranews Jateng) - Sebanyak enam museum dan UPT bidang kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Pameran Sejarah dan Budaya di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Woro Andijani di Temanggung, Jumat, mengatakan pameran ini diikuti oleh Museum Nasional Indonesia, Museum Kepresidenan Balai Kirti, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda.
Kemudian Museum Basoeki Abdullah, Museum Benteng Vredeburg, Balai Konservasi Borobudur, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Temanggung, dan Bappeda kabupaten Temanggung. ?
Ia menuturkan pameran yang berlangsung pada 24-28 Agustus 2018 ini bertujuan menanamkanan nilai-nilai persatuan dan pelestarian budaya untuk penguatan karakter jati diri bangsa.
Selain pameran, katanya juga disertai dengan kegiatan kemah budaya di Lapangan Wonokerso Kecamatan Tembarak, talk show tentang cagar budaya dan perfilman, bedah buku dan pemutaran film.
"Kami berharap dengan adanya pameran sejarah dan budaya di Temanggung ini dapat menjadi momentum pengelolan cagar budaya di kab temanggung secara lebih maksimal," katanya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Tri Hartono mengatakan kedatangan Direktorat Jenderal Kebudayaaan khususnya permuseuman dan UPT bidang kebudayaan ini membawa materi-materi tentang perjuangan bangsa Indonesia dan sejarah kebudayaan di Indonesia, khususnya Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini.
"Kami tahu bahwa Kabupaten Temanggung ini adalah salah satu kabupaten yang mempunyai cagar budaya paling banyak, bahkan sejarah pemerintahan Mataram Kuno diketahui dari prasasti-prasasti yang ditemukan di Kabupaten Temanggung ini," katanya.
Oleh karena itu, katanya masyarakat Temanggung harus ikut melestarikan dan merasa memiliki peninggalan yang ada di sini. Sejarah Mataram Kuno berasal dari Kabupaten Temanggung.
"Kami berharap semua pelajar bisa mengikuti, melihat pameran ini dan akhirnya dapat memahami mengerti dan bangga dengan daerahnya sendiri," katanya.
Penjabat Sekda Kabupaten Temanggung Suyono saat membuka pameran tersebut mengatakan pameran museum ini merupakan salah satu wujud kerja sama antara Pemkab Temanggung dengan beberapa museum dan UPT di lingkungan Kemendikbud yang menangani cagar budaya.
"Mudah-mudahan pameran ini tidak hanya kali ini, tetapi bisa berlanjut di kemudian hari. Oleh karena itu saya menyambut baik sehingga bisa menambah wacana bagi anak-anak kita dari sekolah dasar hingga SMA/SMK bahwa kekinian ini ada proses," katanya.
Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung dalam lima hari ini betul-betul dapat mengerahkan para siswa menyaksikan pameran ini.
"Kesempatan ini jangan disia-siakan, para siswa silakan datang di Pendopo Pengayoman ini dengan harapan mereka tahu bahwa sejarah dan budaya yang sekarang kita nikmati adalah proses yang penuh perjuangan," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Woro Andijani di Temanggung, Jumat, mengatakan pameran ini diikuti oleh Museum Nasional Indonesia, Museum Kepresidenan Balai Kirti, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda.
Kemudian Museum Basoeki Abdullah, Museum Benteng Vredeburg, Balai Konservasi Borobudur, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Temanggung, dan Bappeda kabupaten Temanggung. ?
Ia menuturkan pameran yang berlangsung pada 24-28 Agustus 2018 ini bertujuan menanamkanan nilai-nilai persatuan dan pelestarian budaya untuk penguatan karakter jati diri bangsa.
Selain pameran, katanya juga disertai dengan kegiatan kemah budaya di Lapangan Wonokerso Kecamatan Tembarak, talk show tentang cagar budaya dan perfilman, bedah buku dan pemutaran film.
"Kami berharap dengan adanya pameran sejarah dan budaya di Temanggung ini dapat menjadi momentum pengelolan cagar budaya di kab temanggung secara lebih maksimal," katanya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Tri Hartono mengatakan kedatangan Direktorat Jenderal Kebudayaaan khususnya permuseuman dan UPT bidang kebudayaan ini membawa materi-materi tentang perjuangan bangsa Indonesia dan sejarah kebudayaan di Indonesia, khususnya Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini.
"Kami tahu bahwa Kabupaten Temanggung ini adalah salah satu kabupaten yang mempunyai cagar budaya paling banyak, bahkan sejarah pemerintahan Mataram Kuno diketahui dari prasasti-prasasti yang ditemukan di Kabupaten Temanggung ini," katanya.
Oleh karena itu, katanya masyarakat Temanggung harus ikut melestarikan dan merasa memiliki peninggalan yang ada di sini. Sejarah Mataram Kuno berasal dari Kabupaten Temanggung.
"Kami berharap semua pelajar bisa mengikuti, melihat pameran ini dan akhirnya dapat memahami mengerti dan bangga dengan daerahnya sendiri," katanya.
Penjabat Sekda Kabupaten Temanggung Suyono saat membuka pameran tersebut mengatakan pameran museum ini merupakan salah satu wujud kerja sama antara Pemkab Temanggung dengan beberapa museum dan UPT di lingkungan Kemendikbud yang menangani cagar budaya.
"Mudah-mudahan pameran ini tidak hanya kali ini, tetapi bisa berlanjut di kemudian hari. Oleh karena itu saya menyambut baik sehingga bisa menambah wacana bagi anak-anak kita dari sekolah dasar hingga SMA/SMK bahwa kekinian ini ada proses," katanya.
Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung dalam lima hari ini betul-betul dapat mengerahkan para siswa menyaksikan pameran ini.
"Kesempatan ini jangan disia-siakan, para siswa silakan datang di Pendopo Pengayoman ini dengan harapan mereka tahu bahwa sejarah dan budaya yang sekarang kita nikmati adalah proses yang penuh perjuangan," katanya.