Kudus (Antaranews Jateng) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menemukan cacing hati dalam hewan kurban saat penyembelihan kerbau kurban di beberapa lokasi.
"Temuan cacing hati tersebut untuk sementara hanya kami temukan pada kerbau," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto melalui Kepala Seksi (Kasi) Peternakan Sidi Pramono di Kudus, Kamis.
Ia mengatakan jumlah temuan hingga hari ini (23/8) ada tiga ekor kerbau yang di dalam hatinya terdapat cacing.
Dari ketiga kasus tersebut, kata dia, salah satu hati kerbau diminta untuk dimusnahkan yang merupakan temuan hari pertama karena tidak layak dikonsumsi, sedangkan dua kasus lainnya cukup dibuang hati yang terdapat cacingnya, sedangkan bagian lain masih bisa dikonsumsi.
Terkait dengan temuan hewan kurban mengidap penyakit yang membahayakan, kata dia, sejauh ini belum menemukan.
Pemeriksaan hewan kurban yang sudah disembelih, katanya, dijadwalkan hingga Sabtu (26/8) karena masih ada beberapa warga Kudus yang melakukan penyebelihan hewan kurban pada hari Sabtu (26/8).
Pada hari pertama, yakni Rabu (22/8) menurunkan delapan petugas dengan lokasi pemeriksaan dilakukan pada sebelas lokasi penyembelihan.
Mayoritas lokasi yang didatangi, kata dia, merupakan masjid selain ada pula skeolah yang sebelumnya memang mengajukan surat permohonan untuk diperiksa.
"Kami mengimbau, panitia kurban yang mendapati hewan kurbannya dalam kondisi meragukan untuk dijadikan hewan kurban sebaiknya diperiksa kesehatannya terlebih dahulu dengan mengundang dokter hewan atau petugas dari Dinas Pertanian setempat," ujarnya.
Hal itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat daging hewan kurban tersebut juga dibagikan kepada masyarakat luas.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban di pasar hewan dan hanya menemukan satu ekor sapi yang sakit diduga karena kelelahan akibat perjalanan jauh.
Dinas Pertanian juga melakukan pembinaan kepada para pedagang hewan ternak di Kudus untuk menjual hewan kurban yang benar-benar sehat dan layak dijadikan hewan kurban.
"Temuan cacing hati tersebut untuk sementara hanya kami temukan pada kerbau," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto melalui Kepala Seksi (Kasi) Peternakan Sidi Pramono di Kudus, Kamis.
Ia mengatakan jumlah temuan hingga hari ini (23/8) ada tiga ekor kerbau yang di dalam hatinya terdapat cacing.
Dari ketiga kasus tersebut, kata dia, salah satu hati kerbau diminta untuk dimusnahkan yang merupakan temuan hari pertama karena tidak layak dikonsumsi, sedangkan dua kasus lainnya cukup dibuang hati yang terdapat cacingnya, sedangkan bagian lain masih bisa dikonsumsi.
Terkait dengan temuan hewan kurban mengidap penyakit yang membahayakan, kata dia, sejauh ini belum menemukan.
Pemeriksaan hewan kurban yang sudah disembelih, katanya, dijadwalkan hingga Sabtu (26/8) karena masih ada beberapa warga Kudus yang melakukan penyebelihan hewan kurban pada hari Sabtu (26/8).
Pada hari pertama, yakni Rabu (22/8) menurunkan delapan petugas dengan lokasi pemeriksaan dilakukan pada sebelas lokasi penyembelihan.
Mayoritas lokasi yang didatangi, kata dia, merupakan masjid selain ada pula skeolah yang sebelumnya memang mengajukan surat permohonan untuk diperiksa.
"Kami mengimbau, panitia kurban yang mendapati hewan kurbannya dalam kondisi meragukan untuk dijadikan hewan kurban sebaiknya diperiksa kesehatannya terlebih dahulu dengan mengundang dokter hewan atau petugas dari Dinas Pertanian setempat," ujarnya.
Hal itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat daging hewan kurban tersebut juga dibagikan kepada masyarakat luas.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban di pasar hewan dan hanya menemukan satu ekor sapi yang sakit diduga karena kelelahan akibat perjalanan jauh.
Dinas Pertanian juga melakukan pembinaan kepada para pedagang hewan ternak di Kudus untuk menjual hewan kurban yang benar-benar sehat dan layak dijadikan hewan kurban.