Sragen (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Sragen telah menyalurkan dana bantuan untuk korban bencana alam gempa bumi di wilayah Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), senilai Rp1 miliar.

Anggaran tersebut diambil dari Dana tak terduga Kabupaten Sragen, dan hal ini sudah sesuai dengan Surat Edaran (SE) Kemanterian Dalam Negeri (Kemendagri), perihal bantuan keuangan Provinsi NTB, kata Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, di Sragen, Selasa.

Menurut Kusdinar Untung Yuni Sukowati Pemkab Sragen mengambil inisiatif karena tergantung kondisi keuangan pemerintah daerah, dan hal ini, sudah disampaikan ke anggota DPRD, bantuan yang diberikan sebesar Rp1 miliar untuk bencana gempa Lombok.

"Anggaran itu, dapat diambil dari dana tak terduga atau silpa. Total dana tak terduga Pemkab Sragen sebesar Rp3 miliar, dan hingga saat ini masih memiliki Rp2 miliar," kata Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Kendati demikian, Bupati berharap langkah cepat yang diambil oleh Pemkab Sragen dapat diikuti oleh kabupaten dan kota lainnya di Indonesia. Pihaknya menyambut imbauan ini, dengan baik karena berkaitan dengan kemanusiaan.

"Kami berharap Sragen menjadi contoh yang ?baik untuk kemanusiaan," kata Bupati.

Pemkab Sragen menyalurkan bantuan dari dana tak terduga tersebut, kata Bupati, diserahkan langsung ke Pemprov NTB. Dana bantuan yang dihimpun dari "Corporate Social Responsibility" (CSR), Aparatur Sipil Negara (ASN), dan masyarakat Sragen terkumpul Rp259 juta. Penghimpunan dana digalang kondisi Lombok cukup siap untuk pulih. 

Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menambahkan pihaknya setelah mengunjugi daerah bencana di Lombok, Sragen fokus membantu satu desa yakni Gumantar. Daerah itu, akibat bencana gempa korban meninggal dunia sebanyak 48 orang.

Pihaknya setelah melakukan rapat kordinasi dengan Tim, UNS, PMI Solo dan RSUD Dr. Muwardi Surakarta, membantu mendirikan Mandi Cuci Kakus (MCK) sejumlah 75 titik di shelter posko.

Menurut Dedy Endriyatno dirinya selama melakukan pemetaan di Lombok selama dua hari juga merasakan gempa terjadi sekitar 100 kali, baik skala kecil maupun besar.

"Kami yakin masyarakat di Lombok merasakan trauma sangat besar. Kami juga mengirim tenaga guru dan akan membuat sekolah darurat untuk pendidikan anak-anak di sana," katanya. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024