Semarang (Antaranews Jateng) - Jusuf Kalla sebagai dewan pengarah tim kampanye pasangan Joko Widodo dan Kiai Haji Ma'ruf Amin akan berpengaruh besar pada perolehan suara pasangan ini pada Pilpres 2019, kata analis politik Teguh Yuwono.
   
Menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Selasa pagi, Teguh Yuwono memperkirakan H.M. Jusuf Kalla (JK) akan berpengaruh kuat pada elektabilitas Jokowi, khususnya di Partai Golkar yang pada Pemilu 2014 meraih 18.432.312 (14,75 persen) suara.

    "Jusuf Kalla kuat di Makasar dan daerah di Indonesia timur lainnya. Selain daerah itu, juga kuat di Aceh," kata Teguh yang juga Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang.

    Alumnus Flinders University Australia itu mengatakan bahwa tidak ada jaminan angka persen suara pasangan Jokowi dan Ma'ruf sama dengan persentase suara partai pengusung yang notabene peserta Pemilu 2014.

    Pada Pemilu Anggota DPR RI 2014, PDIP meraih 23.681.471 (18,95 persen) suara, Golkar 18.432.312 (14,75 persen) suara, PKB 11.298.957 (9,04 persen), NasDem 8.402.812 (6,72 persen), PPP 8.157.488 (6,53 persen), Partai Hanura 6.579.498 (5,26 persen), dan PKPI 1.143.094 (0,91 persen).

    Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno diusung Partai Gerindra sebanyak 14.760.371 (11,81 persen) suara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8.480.204 (6,79 persen), Partai Amanat Nasional (PAN) 9.481.621 (7,59 persen), dan Partai Demokrat 12.728.913 (10,19 persen). Total partai koalisi ini sebanyak 36,38 persen dari jumlah suara sah pada Pemilu 2014.

    Teguh menekankan bahwa tidak ada jaminan suara Pilpres 2019 sama dengan perolehan partai pengusung pada Pemilu 2014. Akan tetapi, ada kecenderungan yang mirip.

    "Naik-turunnya sekitar itu atau sekitar 62,16 persen untuk pasangan Jokowi/Ma'ruf dan sekitar 36,38 persen pasangan Prabowo/Sandiaga. Belum ditambah dua partai baru, Perindo dan PSI, yang mendukung pasangan Jokowi/Ma'ruf," katanya.
 

Pewarta : D.Dj. Kliwantoro
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024