Banyumas (Antaranews Jateng) - Dinas Perikanan dan Peternakan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengecek kesehatan hewan kurban yang dijual pedagang musiman di sejumlah lokasi.

Saat ditemui di salah satu lokasi penjualan hewan kurban, Desa Karangnanas, Kecamatan Sokaraja, Banyumas, Senin, Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas Jan Ari Rijadi mengatakan, pihaknya memeriksa hewan-hewan kurban di tempat penampungan atau penjualan yang berada di tepi-tepi jalan.

"Hari ini kami memeriksa sekitar 100 ekor kambing dan lima ekor sapi. Dari hasil pemeriksaan di tempat ini, kami menemukan ada beberapa yang kurang memenuhi syarat untuk hewan kurban," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menemukan beberapa ternak yang umurnya belum memenuhi syarat minimal hewan kurban, yakni domba berumur satu tahun atau minimal enam bulan jika susah mendapatkan yang usianya sesuai.

Sementara untuk kambing jawa minimal berumur satu tahun dan telah masuk tahun kedua, serta sapi minimal berumur dua tahun dan telah masuk tahun ketiga.

"Tadi juga ditemukan satu ekor yang terdapat luka pada kulitnya tetapi tidak sampai ke daging, juga satu ekor kambing yang tanduknya patah karena bertubrukan dengan sesamanya," kata Ari.

Terkait dengan temuan-temuan tersebut, dia meminta ternak yang belum cukup umur agar tidak dijadikan hewan kurban.

"Demikian pula dengan kambing yang tanduknya patah, jangan untuk hewan kurban, sedangkan sapi yang mengalami luka sebaiknya diobati secepatnya supaya tidak parah," katanya.

Disinggung mengenai ternak yang dijual di pasar-pasar hewan, dia mengatakan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas, rata-rata dalam kondisi sehat dan tidak ditemukan tanda-tanda penyakit yang mencurigakan.

Selain itu, kata dia, Dinkannak Kabupaten Banyumas juga memiliki dua pos kesehatan hewan, yakni di Banyumas dan Cilongok guna memantau lalu lintas ternak.

Lebih lanjut, Ari mengatakan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas telah melakukan pengobatan massal guna mengantisipasi cacing hati pada ternak.

Menurut dia, pengobatan massal itu dilakukan karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sekitar 10 persen hewan kurban yang disembelih diketahui terkena cacing hati.?

"Cuma tidak semua tempat bisa kami jangkau dan banyak pula hewan kurban yang didatangkan dari luar daerah sehingga tidak bisa kami pantau," katanya. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024