Jakarta (Antaranews Jateng) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia Rudiantara menegaskan penerapan teknologi 5G di Indonesia awalnya hanya untuk sektor industri, bukan individu.
"Penerapan teknologi 5G awalnya hanya untuk industri, mesin ke mesin. Bagaimana robot bisa menggantikan kendaraan forklift dalam mengangkat barang-barang, jadi aplikasinya untuk hal-hal ini bukan aplikasi untuk individu," kata Menkominfo Rudiantara kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/8).
Beliau juga mengatakan bahwa ekosistem teknologi 5G ini bergantung pada industri. Sampai dengan 4G, aplikasinya untuk konsumen namun begitu masuk teknologi 5G maka aplikasinya untuk industri.
Pernyataan Menkominfo tersebut disampaikan guna merespon pertanyaan-pertanyaan yang beredar di masyarakat mengenai kemungkinan teknologi 5G bisa digunakan untuk individu.
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah bahwa teknologi 5G yang ada di beberapa negara saat ini lebih untuk home broadband, karena yang pertama harus ada itu adalah spektrumnya dulu.
"Business modelnya sudah pasti berbeda dengan 2G, 3G maupun 4G. Kalau teknologi 4G sifatnya business to consumer, dari operator langsung untuk individu. Namun untuk 5G sifatnya business to business to consumer, jadi dari operator kemudian misalnya digunakan oleh industri atau mesin ke mesin lalu mesinnya tersebut baru digunakan untuk masyarakat,"ujar direktur Telkomsel itu kepada Antara.
Dia juga menambahkan bahwa teknologi 5G dengan kecepatan sangat cepat tersebut akan menjadi percuma hanya untuk penggunaan akses Internet.
"Kapannya teknologi ini akan diterapkan tergantung kesiapan spektrumnya," ujar Ririek Adriansyah.
"Penerapan teknologi 5G awalnya hanya untuk industri, mesin ke mesin. Bagaimana robot bisa menggantikan kendaraan forklift dalam mengangkat barang-barang, jadi aplikasinya untuk hal-hal ini bukan aplikasi untuk individu," kata Menkominfo Rudiantara kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/8).
Beliau juga mengatakan bahwa ekosistem teknologi 5G ini bergantung pada industri. Sampai dengan 4G, aplikasinya untuk konsumen namun begitu masuk teknologi 5G maka aplikasinya untuk industri.
Pernyataan Menkominfo tersebut disampaikan guna merespon pertanyaan-pertanyaan yang beredar di masyarakat mengenai kemungkinan teknologi 5G bisa digunakan untuk individu.
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah bahwa teknologi 5G yang ada di beberapa negara saat ini lebih untuk home broadband, karena yang pertama harus ada itu adalah spektrumnya dulu.
"Business modelnya sudah pasti berbeda dengan 2G, 3G maupun 4G. Kalau teknologi 4G sifatnya business to consumer, dari operator langsung untuk individu. Namun untuk 5G sifatnya business to business to consumer, jadi dari operator kemudian misalnya digunakan oleh industri atau mesin ke mesin lalu mesinnya tersebut baru digunakan untuk masyarakat,"ujar direktur Telkomsel itu kepada Antara.
Dia juga menambahkan bahwa teknologi 5G dengan kecepatan sangat cepat tersebut akan menjadi percuma hanya untuk penggunaan akses Internet.
"Kapannya teknologi ini akan diterapkan tergantung kesiapan spektrumnya," ujar Ririek Adriansyah.