Boyolali (Antaranews Jateng) - Para warga dari sejumlah negara bermain gamelan bareng siswa saat kunjungan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Boyolali, Jawa Tengah, Kamis.

Kunjungan itu merupakan rangkaian pra-acara International Gamelan Festival (IGF) 2018 yang puncaknya digelar di Solo, diprakarsai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Para warga negara asing tersebut pegiat kesenian karawitan atau gamelan di negaranya masing-masing, seperti Belanda, Inggris, Belgia, Irlandia, Malaysia, dan Jepang.
   
Mereka terlihat begitu antusias ketika diminta maju ke panggung dan ternyata sangat piawai dan mahir memainkan tembang gamelan Jawa "Kebo Giro" berkolaborasi dengan siswa.
     
Setelah main gamelan bareng, para perwakilan kelompok karawitan dari berbagai negara itu disuguhi penampilan beberapa tari tradisional khas Boyolali, seperti Tari Topeng Ireng dan Tari Poco-Poco.
     
Perwakilan karawitan dari berbagai negara itu kembali diajak berjoget Tari Poco-Poco oleh para penari yang terlihat begitu bersemangat mengikuti gerakan demi gerakan tari.
     
Roadshow untuk pra-event IGF 2018 digelar di beberapa daerah di Jateng, yakni Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Blora, dan Boyolali yang diikuti juga oleh pegiat kesenian dari berbagai daerah di Indonesia.
     
Perwakilan dari Site Performance Gamelan Festival Amsterdam, Peter Lilington mengungkapkan perasaannya yang damai ketika bermain gamelan, apalagi tembang gamelan Kebo Giro yang fasih dimainkannya.
     
Ia mengaku pernah datang ke Indonesia ketika menjadi seorang siswa puluhan tahun lalu dan kebetulan itulah kesempatan pertama kalinya mendengarkan alunan gamelan yang mendamaikan suasana hati.
     
"Kebo Giro itu lagu yang sangat damai sekali. Apalagi, ditambah memainkannya dengan alunan gamelan. Gamelan adalah alat musik yang mendamaikan situasi apapun. Bagus sekali alat musik ini," katanya.
     
Peter mulai bermain gamelan ketika berada di Cambridge University London, Inggris, bersama dengan banyak orang yang juga memainkan karawitan yang tertarik dengan alat musik asal Indonesia itu.
     
Dengan bermain gamelan, kata dia, tidak hanya kedamaian hati yang dirasakan, melainkan juga banyak hal, seperti rasa saling menghormati, harmonisasi, dan berbagai nilai penting lainnya.
     
Diakuinya, seluruh budaya yang dimiliki masyarakat Jateng khususnya, sangat bagus, tetapi yang paling disukainya adalah wayang kulit dan gamelan yang biasanya akan dimainkan secara bersamaan.
     
Untuk generasi muda Indonesia, Peter mengapresiasi banyak yang tertarik memainkannya, seperti siswa SMAN 1 Boyolali, sebab merekalah yang akan melanjutkan kelestarian kesenian tradisional itu.
     
Kepala Bagian Umum dan Kerja Sama Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ahmad Mahendra menjelaskan puncak acara IGF 2018 bakal digelar pada 12-14 November mendatang di Solo City Walk, Kota Surakarta.
     
Nantinya, kata dia, ada 47 kelompok karawitan dari berbagai daerah di Indonesia dan 19 kelompok karawitan mancanegara yang akan tampil meramaikan pergelaran IGF 2018 di Solo.
     
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Boyolali Agung Wardoyo mengatakan kesenian karawitan merupakan kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang dirintis sejak 2013 dengan bekal perangkat gamelan bantuan dari alumni.
     
"Untuk pengajar, kami punya guru karawitan, Pak Kurniawan namanya. Sebentar lagi, beliau juga diundang untuk berkeliling Eropa. Kalau perangkat gamelan dapat bantuan dari alumni tahun 2013," katanya.  

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024