Semarang (Antaranews Jateng) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara 2018 asal Kalimantan Barat belajar tentang multikulturalisme atau keragaman budaya yang dimiliki masyarakat Jawa Tengah.
     
Di SMK Negeri Jateng, Semarang, Kamis, 23 pelajar dari Kalbar itu dipertemukan dengan para siswa sekolah gratis berasrama milik Pemerintah Provinsi Jateng yang berasal dari 35 kabupaten/kota dengan berbagai budayanya.
     
Mereka diberikan kesempatan bertanya, bertukar pandangan, dan berdiskusi dengan para siswa SMKN Jateng mengenai banyak hal, mulai sistem seleksi, program sekolah, hingga budaya masing-masing.
     
Setelah itu, mereka meninjau Perpustakaan SMKN Jateng yang baru saja mendapatkan bantuan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) lengkap dengan Pondok Baca, kemudian ke bengkel-bengkel kerja siswa.
     
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi. Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.
     
Selepas dari SMKN Jateng, peserta SMN 2018 asal Kalbar diajak mengunjungi dua destinasi wisata ikon Semarang, yakni Kelenteng Sam Poo Kong dan Kota Lama Semarang yang kerap disebut "Little Netherland".
     
Sharmila Wulandari (18), siswi SMAN 9 Pontianak mengungkapkan kekagumannya banyak hal di Jateng yang tidak ditemuinya di daerahnya sehingga sangat bersyukur diberikan kesempatan mengunjungi provinsi itu.
     
"Di SMKN Jateng banyak sekali pelajaran yang bisa didapatkan, berkunjung ke perpustakaan, ketemu banyak siswanya, macem-macem," kata gadis berhijab kelahiran Pontianak, 30 September 2000 itu.
     
Sharmila juga mengungkapkan kesannya ketika mengunjungi Kelenteng Sam Poo Kong karena ternyata banyak hal tentang Sam Poo Kong atau Laksamana Cheng Ho yang tidak diketahuinya dari pelajaran di sekolah.
    
Rianti Oktaviani (15), siswi dari SMKN 2 Pemangkat, Sambas, Kalbar, mengakui keragaman budaya yang dimiliki Semarang, terlihat dari peninggalan Kelenteng Sam Poo Kong dan Gereja Blenduk di Kota Lama.
     
"Ini pertama kali saya naik pesawat, pertama kalinya saya ke Jawa. Senang, keragaman budaya di Jateng tidak saya temui di daerah saya," kata gadis kelahiran Sambas, 28 Oktober 2003 putri pasangan Kurniadi dan Juliati itu.
     
Bungsu dari empat bersaudara itu, merupakan anak petani dengan kondisi ekonomi yang tidak mampu, sama dengan latar belakang para siswa SMKN Jateng yang semuanya juga berasal dari keluarga yang tidak mampu.
     
Kepala SMKN Jateng Yudi Wibowo mengapresiasi program SMN yang bisa memupuk rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap Tanah Air melalui pertukaran pelajar, termasuk pelajar Jateng dan Kalbar.
     
"Bagus sekali, Indonesia ini kan negara yang besar. Tadi, kami pertemukan para siswa dari Kalbar itu dengan siswa-siswa kami dari kelas XI yang berasal dari 35 kabupaten/kota di Jateng," katanya.
     
Yudi juga mengapresiasi bantuan pengembangan perpustakaan sekolah dari PT KAI, mulai buku, meja, kursi, dan pondok baca untuk SMKN Jateng yang ditunjukkan saat siswa dari Kalbar berkunjung.
     
"Ini (perpustakaan sekolah, red.) dapat bantuan dari KAI. Perpustakaan sebelumnya sudah ada, kemudian diberi bantuan pengembangan, mulai buku-buku, meja, kursi baca, dan sebagainya," katanya.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024