Semarang (Antaranews Jateng) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) diajak mengkampanyekan penghijauan dengan penanaman 30 pohon di lahan miliki PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang.
     Penanaman bibit pohon jenis angsana itu dilakukan di lahan KIW Semarang, Rabu, yang berbatasan langsung dengan pantai dan lahan bakau yang rencananya dijadikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH).
     Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
     Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.
     Penanaman bibit pohon untuk penghijauan itu merupakan salah satu kegiatan yang diikuti 23 pelajar asal Kalimantan Barat, termasuk tiga siswa difabel, dari serangkaian kegiatan hingga 21 Agustus 2018.
     Director of Operations PT KIW Ahmad Fauzie Nur menjelaskan pemegang saham perusahaan itu merupakan negara, yakni Kementerian BUMN (51 persen), Pemerintah Provinsi Jateng (40 persen), dan Pemerintah Kabupaten Cilacap (9 persen).
     "Di KWI, setidaknya ada 77 industri yang bernaung dengan jumlah tenaga kerja sekitar 26 ribu orang. Jadi, kawasan industri ini menjadi naungan industri untuk melakukan proses produksi maupun penyimpanan barang (warehousing)," katanya.
     Dijelaskannya, sekarang ini pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 142/2015 tentang Kawasan Industri tidak memperbolehkan pendirian pabrik di luar kawasan industri, apalagi di tengah permukiman.
     "Bisa dibayangkan jika ada pabrik di tengah-tengah permukiman kalian? Polusinya, limbahnya. Kalau di KIW pembuangan limbah diatur. Ada 13 perusahaan yang membuang limbah cair, tetapi dioah dulu sebelum dibuang," jelasnya.
     Fauzie kemudian mengajak para pelajar dari Kalbar itu untuk memajukan daerahnya dengan menetapkan target dalam hidup, bahkan cita-cita pun sebaiknya dibuat untuk skala lima tahunan sebagai motivasi bagi diri sendiri.
     "Ini jadi tantangan. Provinsi Jateng maju, provinsi lain harus maju. Apa yang harus kalian lakukan? Langkah paling pendek, segera tuntaskan sekolah dengan prestasi. Sekarang ini, hidup di dunia makin kompetitif," katanya.
     Setiap orang, khususnya remaja, kata dia, harus memiliki tujuan dalam hidup dan cita-cita, tetapi cita-cita kalau bisa dibuat dalam skala lima tahunan, misalnya sekarang untuk lima tahun ke depan harus berkuliah.
     "Kampus mana yang harus dimasukin? Disiapkan dari sekarang. Jangan kemudian bingung ditanya orang mau kuliah di mana. Setelah kuliah dan lulus, tetap fokus untuk lima tahun ke depannya," kata jebolan Universitas Indonesia (UI) itu.
     Para peserta SMN 2018 terlihat antusias menanam pohon angsana, didampingi perwakilan dari Perhutani I Jawa Tengah yang menjelaskan mekanisme penanaman pohon yang baik dan benar untuk memperlancar pertumbuhannya.
     Selepas menanam pohon, para peserta SMN dari Kalbar langsung menuju ke arah pantai untuk berfoto dan berswafoto sejenak sebelum dikomando kembali ke bus yang mengantarkan mereka kembali menuju ke hotel.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024