Purwokerto (Antaranews Jateng) - Kementerian Perhubungan membuka kembali jembatan timbang di Ajibarang karena banyaknya keluhan warga Bumiayu terkait dengan kendaraan dari arah Cilacap, Purbalingga, hingga Banyumas yang over dimension and over loading (ODOL).

     "Jadi, kemarin mereka (warga Bumiayu, red.) mengancam mau menutup jalan. Sudah 2 minggu ini, jembatan timbang di Ajibarang saya hidupkan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

    Sebenarnya jembatan timbang di Ajibarang akan direlokasi karena tempatnya terlalu kecil. Namun, karena belum ada pergerakan lelang untuk relokasi, Jembatan Timbang Ajibarang dihidupkan atau dibuka lagi.

     "Tahun ini yang sudah saya hidupkan sampai bulan Agustus sudah ada 11 jembatan timbang di seluruh indonesia. Pada bulan Sepetember nanti ada 43 jembatan timbang, kemudian akhir tahun 2018 ada 92 jembatan timbang," kata Budi Setiyadi.

     Saat ini pihaknya agak masif dan lebih konsentrasi terhadap permasalahan ODOL meskipun banyak masyarakat yang mempertanyakan kenapa baru sekarang. Regulasi terkait dengan ODOL ini sebenarnya sudah lama ada namun pengawasannya selama ini belum efektif.

     "Makanya, sekarang dilakukan supaya efektif lagi. Saya sudah komunikasi dengan semua asosiasi kemudan dengan Organda, Apindo, bahkan dengan Kadin. Di jakarta, saya dengan pusat-pusat industri sudah dilakukan semuanya," kata Budi Setiyadi.

   Budi Setiyadi mengatakan bahwa pihaknya saat sekarang sedang menyiapkan prototipe jembatan timbang yang ideal di Balonggandu, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

     Menurut Budi Setiyadi, jembatan-jembatan timbang yang ada saat sekarang merupakan sisa-sisa dari pemerintah provinsi yang kadang tempatnya kecil dan dipaksakan karena yang penting untuk pendapatan asli daerah.

     "Kalau sekarang 'kan untuk pengawasan, ada pelanggaran, ya, ditilang. Jadi, kadang jembatan timbang asal ada dahulu, kecil, dan sebagainya. Kalau kecil dan tidak memenuhi syarat, saya pindahkan atau tutup," kata Budi Setiyadi.
     
Terkait dengan jembatan timbang yang akan dihidupkan hingga akhir tahun 2018, Budi Setiyadi menyebutkan 93 titik di antaranya sudah mendekati ideal karena telah tersedia tempat parkir.

     Selain itu, kata Budi Setiyadi, semua bangunan jembatan timbang itu diubah, termasuk dengan filosofinya.

     "Kalau dahulu 'kan gelap tertutup, sekarang saya buat menjadi terang dan terbuka sehingga orang masuk ke mana arahnya cukup," kata Budi Setiyadi.
     
Menurut Budi Setiyadi, jembatan timbang seharusnya dilengkapi dengan gudang untuk menampung muatan yang diturunkan karena melebihi kapasitas. Akan tetapi, saat ini muatan yang diturunkan itu diangkut truk lain yang telah disiapkan.

     "Itu yang kelebihan 100 persen karena hasil evaluasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, untuk 100 truk yang masuk jembatan timbang itu, yang lebih dari 100 persen itu ada 2,5 persen. Jadi, dia memang sangat berat sekali, dia tidak mengutamakan keselamatan dan kerusakan tetapi lebih mengutamaka pada keuntungannya," kata Budi Setiyadi.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024