Semarang (Antaranews Jateng) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 asal Jawa Tengah antusias mengikuti pelatihan jurnalistik sebagai bekal mereka mempromosikan potensi daerah lewat media sosial.
     
"Saya selama ini kerap menulis di media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Line," kata Amanda Faustine Philberta (16), peserta SMN 2018 asal Kota Salatiga, di sela pelatihan jurnalistik di Semarang, Sabtu.
     
Amanda merupakan salah satu dari 38 peserta SMN 2018 dari Jateng yang merupakan perwakilan pelajar SMA sederajat dari 35 kabupaten/kota, termasuk tiga siswa difabel yang akan dikirimkan ke Kalimantan Barat.
     
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
   
Tahun ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), dan Perum Perhutani.
     
Pelatihan jurnalistik itu bekerja sama dengan Perum LKBN ANTARA Biro Jateng menghadirkan dua narasumber, yakni Jiwangga (praktisi medsos), Nur Istibsaroh (pewarta senior Antara), dimoderatori Kepala Perum LKBN Antara Biro Jateng A Zaenal Muttaqin.
     
Para peserta SMN dibekali cara menulis secara baik, baik di medsos maupun artikel, kemudian diberikan kesempatan untuk mencoba menulis berita dengan tema bebas, dan membacakannya di depan kawan-kawannya.
     
Tak jarang yang menuliskan tentang potensi daerahnya, seperti Amanda, ada yang menulis tentang Burung Jalak Lawu sebagai penunjuk arah, dan beberapa peserta menulis tema yang mereka temui sehari-hari.
     
Amanda menjelaskan ketertarikannya menuliskan tentang Salatiga, kota kelahirannya, yang banyak disebut sebagai Indonesia mini dengan keberagaman masyarakat dari berbagai daerah yang studi di kota itu.
     
"Salatiga ini kota kecil, tetapi punya kampus favorit, namanya Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Banyak orang dari luar Jawa yang tertarik belajar di sana, dapat beasiswa, hingga terbentuk akulturasi," katanya.
     
Sebagai remaja milenial yang akrab dengan medsos, diakui gadis kelahiran Salatiga, 15 November 2001 itu, selama ini banyak hal yang dituliskannya, tetapi memang belum mengetahui panduan dan cara menulis yang benar.
     
"Makanya, saya senang sekali dapat pelatihan jurnalistik ini. Jadi lebih 'pede' lagi kalau nulis di medsos. Apalagi, saya kan mau ke Kalbar. Banyak sekali yang bisa saya tuliskan di medsos nanti," girangnya.
     
Yang jelas, siswi SMA Negeri 1 Salatiga itu memiliki keinginan mempromosikan budaya, adat istiadat, destinasi wisata, dan berbagai potensi lainnya melalui medsos, baik dari Jateng maupun Kalbar yang akan ditemuinya selama berkunjung.
     
Sementara itu, pewarta senior Antara yang menjadi pembicara, Nur Istibsaroh mengingatkan para peserta SMN untuk menggali lebih banyak potensi yang dimiliki daerah yang mereka tuju untuk pertukaran pelajar.
     
"Apa yang ditulis nanti? Bisa profil tempat wisata, tarian atau kesenian, makanan khas, upacara tradisional, senjata tradisional, banyak sekali. Galilah semaksimal mungkin dan informasikan," katanya.
     
Vice President CSR PT KAI Agus Supriyono membenarkan program pertukaran pelajar itu dimaksudkan untuk ajang saling mengenal kebudayaan dan kultur masyarakat di daerah yang dituju, seperti Jateng ke Kalbar, dan sebaliknya.
     
"Peserta dari Jateng sudah kami bekali dengan penguasaan budaya di Jateng. Jadi, mereka nanti di sana bisa mengenalkan budaya Jateng, sekaligus mengeksplorasi budaya yang mereka temui di sana," katanya. 
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024