Temanggung (Antaranews Jateng) - Para petani tembakau di lereng Gunung Sindoro di Desa Tuksari, Kledung, Kabupaten Temanggung Senin, melakukan tradisi 'wiwitan" untuk mengawali panen tembakau.
  
Pada tradisi tersebut, petani membawa antara lain tumpeng nasi "megono", ingkung ayam, jajan pasar, ketan, bubur merah, dan bubur putih ke ladang tembakau. Setelah memanjatkan doa, kemudian mereka memetik beberapa lembar daun tembakau dan dilanjutkan makan bersama-sama di ladang.
     
Kepala Desa Tuksari Warsidi mengatakan kegiatan itu tradisi rutin mengawali panen tembakau.
     
"Kalau tanaman tembakau sudah kelihatan tua atau cukup umur untuk dipanen maka petani menyelenggarakan wiwitan," katanya.
     
Kegiatan itu menjadi tradisi tahunan petani Desa Tuksari dan para petani lain di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing. Melalui tradisi tersebut, mereka berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberi keselamatan dalam memanen tembakau, diberikan hasil yang melimpah, cuaca bagus selama masa panen tembakau, dan harganya bagus.
     
Menurut dia petani melakukan tradisi wiwitan pada hari yang dianggap sakral, antara lain Kamis Paing, Rabu Pon, dan Kamis Kliwon.
     
"Harapan kami harga tembakau tahun ini lebih bagus dari tahun lalu," katanya.
     
Kasi Kesra Desa Tuksari Suyudi mengatakan areal tanaman tembakau di Desa Tuksari 376 hektare meliputi lahan tegalan dan sawah.
     
Dalam kondisi normal, katanya satu hektare lahan tembakau bisa menghasilkan sekitar 25 hingga 30 keranjang tembakau rajangan kering.
   
Pada masa tanam tahun ini dengan kemarau panjang, tanaman tembakau cenderung kekurangan air sehingga pertumbuhannya tidak bisa maksimal, namun dengan cuaca seperti ini kualitas tembakau sangat baik.
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024