Cilacap (Antaranews Jateng) - Gelombang tinggi kembali berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo.

"Berdasarkan pantauan citra satelit cuaca, saat ini terdapat pola tekanan tinggi di perairan barat Australia yang memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin timuran yang mencapai 55 kilometer per jam melewati Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara, selatan Jawa, dan barat Lampung," katanya di Cilacap, Jateng, Rabu.

Selain itu, kata dia, di Samudra Pasifik barat daya Jepang terpantau adanya siklon tropis Jongdari yang saat ini tekanannya mencapai 1.003 milibar.

Menurut dia, interaksi antara pola tekanan tinggi dan badai tropis tersebut berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di perairan barat Mentawai hingga Lampung, dan Selat Sunda bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat.

"Kondisi tersebut diprakirakan masih akan berlangsung hingga tanggal 4 Agustus 2018. Oleh karena itu, kami kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jateng-DIY yang berlaku hingga tanggal 4 Agustus dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Ia mengatakan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY diprakirakan 4-6 meter.

Ia mengimbau masyarakat yang bermukim di pesisir selatan Jateng-DIY untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya peningkatan tinggi gelombang pada Jumat (3/8) malam hingga Sabtu (4/8) dini hari karena berbarengan dengan air pasang.

Berdasarkan model prakiraan tinggi gelombang, pada Jumat (3/8) malam hingga Sabtu (4/8) gelombang mulai tinggi, sedangkan air pasang diprakirakan mulai terjadi pada pukul 21.00 WIB dengan ketinggian 1,6 meter dan puncaknya terjadi pada pukul 00.00 WIB hingga 01.00 WIB yang mencapai 1,7 meter. 

"Jam-jam tersebut perlu diwaspadai, apalagi saat terjadi gelombang tinggi sebelumnya banyak tanggul penahan gelombang yang jebol," katanya.

Kendati gelombang tinggi yang terjadi pada pekan pertama Agustus diprakirakan tidak seekstrem pekan terakhir Juli, Teguh mengimbau semua pihak yang melakukan aktivitas di laut untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya.

Selain itu, kata dia, operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024