Solo (Antaranews Jateng) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyatakan Bahasa Indonesia menguatkan bangunan kebangsaan seiring dengan perannya dalam menyatukan kemajemukan.

"Selama ini kan ada empat pilar kebangsaan, seharusnya Bahasa Indonesia menjadi pilar kelima," kata Kepala Pusat Pembinaan Badan Pengembangan, dan?Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gufran Ali Ibrahim pada jumpa pers pelaksanaan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) serta Deklarasi Pengutamaan Bahasa Negara di Kampus UNS Surakarta, Senin.

Ia mengatakan masyarakat Indonesia harus menjadikan Bahasa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri, seperti yang sudah dilakukan oleh bangsa lain, di antaranya Tiongkok dan Rusia.

"Kita ini lebih bangga menggunakan `Welcome to Batam` daripada `Selamat Datang di Batam`. Selain itu, saat ini juga banyak sekali ruang publik yang lebih memilih menggunakan kata `city`, seperti Thamrin City, Gandaria City," katanya.

Sebagai langkah awal dari program tersebut, pihaknya akan menyasar pengumuman di semua arena Asian Games 2018 dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Meski demikian, bahasa internasional tetap akan dicantumkan.

"Kami sudah berdiskusi dengan pihak Inasgoc terkait langkah ini. Untuk teknisnya di papan pengumuman yaitu Bahasa Indonesia dicantumkan di paling atas dan bahasa internasional berada di bawahnya," katanya.

Selain itu, kata dia, buku pedoman bagi para atlet Asian Games dari luar negeri juga akan dicantumkan dua bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Pada pelaksanaan semiloka tersebut, pihaknya bersama dengan UNS akan mendatangkan para ahli bahasa untuk membahas Bahasa Indonesia dari banyak sisi, di antaranya sisi hukum, sejarah, dan bahasanya itu sendiri.

Mengenai digelarnya semiloka di Solo, menurut dia, karena Solo merupakan situs memori kaitannya dengan sejarah Bahasa Indonesia.

"Tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada 1938 di Solo pernah ada kongres Bahasa Indonesia yang menghasilkan pembinaan Bahasa Indonesia yang diangkat di dalam Sumpah Pemuda," katanya.

Oleh karena itu, 80 tahun setelah kongres Bahasa Indonesia pertama, pihaknya ingin kembali menggelar kongres serupa di Solo. Semiloka akan digelar pada 7-10 Agustus 2018.?

"Peserta kegiatan ini berjumlah sekitar 1.000 orang dan rencananya?dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNS Surakarta Widodo Muktiyo mengatakan akan ada empat kegiatan dalam acara tersebut.

"Selain deklarasi dan seminar, ada juga lokakarya serta sejumlah lomba yang digelar di UNS," katanya. 


     

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024