Sukoharjo (Antaranews Jateng) - Pemerintah mendorong koperasi di Indonesia melakukan "initial public offering" (IPO) atau penawaran saham umum perdana untuk mengembangkan usahanya.
"Saat ini baru satu koperasi yang melantai di bursa saham, yaitu Kospin Jasa Jateng," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Republik Indonesia Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Sukoharjo, Kamis.
Ia mengatakan pada hari pertama IPO, awalnya harga di level Rp140/lembar, seiring dengan meningkatnya ketertarikan investor harga naik menjadi Rp370/lembar.
"Kemudian setelah empat bulan peluncuran IPO, tepatnya hari ini harga saham Kospin Jasa mencapai Rp1.030/lembar," katanya.
Ia cukup optimistis potensi koperasi lain untuk mengikuti jejak Kospin Jasa cukup besar mengingat saat ini mulai banyak koperasi yang asetnya mencapai triliunan rupiah. Adapun aset yang dimiliki Kospin Jasa mencapai Rp9 triliun.
"Memang tidak gampang untuk melakukan IPO. Meski demikian, koperasi bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Kospin Jasa," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati mengatakan untuk bisa melakukan IPO, setiap lembaga koperasi butuh proses.
"Belum semua koperasi mampu, artinya kan harus dipelajari benar-benar. Apalagi koperasi kan konsepnya dari anggota ke anggota. Dengan IPO artinya ada yang masuk tetapi dia bukan anggota," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa untuk bisa IPO, koperasi harus berbadan hukum yang profesional. Oleh karena itu, harus benar-benar disiapkan dulu koperasinya.
Menurut dia, ada beberapa koperasi di Jawa Tengah yang cukup besar dan berpotensi mampu melakukan IPO, di antaranya Tamzis dan Bina Raharja. Meski demikian, koperasi-koperasi tersebut tetap harus mempersiapkan diri dari segala lini.
"Di antaranya dari sisi kelembagaan, usaha, dan IT (teknologi informasi). Oleh karena itu, dorongan untuk melakukan IPO belum kami lakukan. Saat ini kami memperkuat kelembagaan secara internal dulu. Dengan demikian, ketika dihantam saham dari luar tidak akan goyah," katanya.
Saat ini, ia juga tengah fokus menerapkan digitalisasi koperasi sehingga diharapkan dapat terpantau pergerakan usaha pada koperasi yang ada di Jawa Tengah.
"Saat ini baru satu koperasi yang melantai di bursa saham, yaitu Kospin Jasa Jateng," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Republik Indonesia Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Sukoharjo, Kamis.
Ia mengatakan pada hari pertama IPO, awalnya harga di level Rp140/lembar, seiring dengan meningkatnya ketertarikan investor harga naik menjadi Rp370/lembar.
"Kemudian setelah empat bulan peluncuran IPO, tepatnya hari ini harga saham Kospin Jasa mencapai Rp1.030/lembar," katanya.
Ia cukup optimistis potensi koperasi lain untuk mengikuti jejak Kospin Jasa cukup besar mengingat saat ini mulai banyak koperasi yang asetnya mencapai triliunan rupiah. Adapun aset yang dimiliki Kospin Jasa mencapai Rp9 triliun.
"Memang tidak gampang untuk melakukan IPO. Meski demikian, koperasi bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Kospin Jasa," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati mengatakan untuk bisa melakukan IPO, setiap lembaga koperasi butuh proses.
"Belum semua koperasi mampu, artinya kan harus dipelajari benar-benar. Apalagi koperasi kan konsepnya dari anggota ke anggota. Dengan IPO artinya ada yang masuk tetapi dia bukan anggota," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa untuk bisa IPO, koperasi harus berbadan hukum yang profesional. Oleh karena itu, harus benar-benar disiapkan dulu koperasinya.
Menurut dia, ada beberapa koperasi di Jawa Tengah yang cukup besar dan berpotensi mampu melakukan IPO, di antaranya Tamzis dan Bina Raharja. Meski demikian, koperasi-koperasi tersebut tetap harus mempersiapkan diri dari segala lini.
"Di antaranya dari sisi kelembagaan, usaha, dan IT (teknologi informasi). Oleh karena itu, dorongan untuk melakukan IPO belum kami lakukan. Saat ini kami memperkuat kelembagaan secara internal dulu. Dengan demikian, ketika dihantam saham dari luar tidak akan goyah," katanya.
Saat ini, ia juga tengah fokus menerapkan digitalisasi koperasi sehingga diharapkan dapat terpantau pergerakan usaha pada koperasi yang ada di Jawa Tengah.