Boyolali (Antaranews Jateng) - Sejumlah pedagang kali lima yang menjual berbagai makanan khas di Pasar Tiban kawasan luar Asrama Haji Donohudan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, pada musim penyelenggaraan ibadah haji mengeluhkan sepinya pengunjung.

Wito Sumarto (61) salah satu pedagang musiman di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Kamis, mengatakan pengunjung terutama para pengantar dari daerah pada penyelenggaraan ibadah haji 2018 ini, menurun dratis dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan, masyarakat dari daerah asal calon haji yang mengantar hingga ke asrama haji Boyolali tidak sebanyak pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Wito, dengan menurunnya para pengunjung di pasar musiman tersebut menyebabkan omzet penjualan dagangannya menjadi menurun hingga 50 persen.

Wito Sumarto berasal dari Kulon Progo Yogyakarta yang berjualan makanan khas untuk oleh-oleh para pengantar calon haji dijalani sejak pertama penyelenggaraan ibadah haji di Embarkasi Surakarta ini. 

Menrurut dia, makanan khas yang dijajakan antara lain jenang dodol yang dijual Rp35.000 per kilogram, geplak Rp40.000/kg, ampyang dari kacang tanah Rp10.000 per bungkus, intip goreng Rp15.000/ bungkus, rasikan Rp10.000/bungkus, dan jenis makanan lainnya.

Menurut dia, biasanya pengunjung ramai saat kedatangan jamaah calon haji asal pantai utara di Jateng antara lain Brebes, Rembang, Pekalongan, Blora, Demak, dan Kendal. Calon haji dari daerah itu, banyak masyarakatnya yang mengantar sampai ke asrama haji, sehingga mereka juga mampir di pedagang kaki lima yang menjual makanan untuk oleh-oleh pulang ke kampungnya.

Namun, kata dia, pengantar calon haji sekarang sudah makin berkurang, sejak adanya imbauan kepada masyarakat untuk mengantarkan hanya sampai di daerahnya masing-masing.

"Omzet penjualan makanan oleh-oleh ini bisa lebih dari Rp2 juta per hari, jika calon haji datang dari daerah Pantura," katanya.

Menurut dia, jika lagi sepi mencari omzet Rp200.000 per hari buka sampai petang saja tidak dapat.

Hal serupa juga dirasakan, pedagang lain, Salinah (50) yang menjajakan makanan untuk oleh-oleh para pengantar calon haji di Asrama Donohudan. Pembeli yang sebagian besar pengantar calon haji penyelenggaraan tahun ini, makin sepi.

"Namun, untuk mendapat untung, masih bisa meski tidak seramai pada musim tahun lalu," kata Salinah yang mengaku rombongannya ada sebanyak 10 orang dari puluhan pedagang berasal Kulon Progo.

Meskipun, pengunjung di pasar musiman haji makin sepi, tetapi para pedagang tetap bertahan hingga penyelenggaraan ibadah haji di Embarkasi Surakarta di Boyolali berakhir hingga September mendatang.

Kepala Subag Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surakarta, Afief Mundzir, saat dikonfirmasi membenarkan berkurangnya jumlah pengantar calon haji Embarkasi Surakarta 2018.

Menurut Afief Mundzir, jumlah pengantar calon haji ke Asrama Haji Donohudan Boyolali pada penyelenggaraan tahun ini, kelihatan berkurang dratis dibanding tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat juga sudah makin sadar jika mengantar sanak saudara atau tetangga yang akan berangkat haji tidak perlu hingga asrama. 

"Mereka cukup mengantar sampai daerahnya masing-masing yang terpenting memberikan doa untuk keselamatan hingga pulang menjadi haji mabrur," kata Afief.

Menurut dia, dengan sepinya para pengantar calon haji dari daerah tersebut, tentunya ada dampaknya terhadap masyarakat sekitar yang dapat memanfaatkan gairah perekonomian setiap musim ibadah haji tiba. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024