Cilacap (Antaranews Jateng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengantisipasi dampak rob yang berbarengan dengan gelombang tingi, kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Martono.

     "Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, air pasang akan mencapai puncaknya sekitar pukul 22.00 WIB," katanya di Cilacap, Selasa malam.

     Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama sejumlah elemen masyarakat telah meningkatkan kewaspadaan dan siaga di sejumlah wilayah pesisir pantai mulai dari kita Cilacap hingga Jetis karena air pasang yang berpotensi mengakibatkan rob diprakirakan akan tinggi karena saat sekarang sedang terjadi gelombang tinggi di laut selatan Jateng.

     Berdasarkan pantauan di sejumlah lokasi, air laut dilaporkan telah melimpas hingga ke jalan seperti di Jalan Kalimantan, Cilacap, dan jalan kecil di Pantai Cemara Sewu, Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu.
     Menurut dia, sebagian warung yang berada di Pantai Cemara Sewu telah dikosongkan oleh pemiliknya.

     Kendati demikian, dia mengatakan hingga pukul 21.00 WIB belum ada laporan  terkait dengan kemungkinan adanya rumah-rumah warga yang tergenang.

     "Kami akan terus memantau perkembangan di lapangan. Jika dipandang perlu, kami akan evakuasi warga ke sejumlah lokasi yang telah disiapkan seperti kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, SMA Muhammadiyah, serta beberapa tempat lainnya," kata Martono.

     Lebih lanjut, Martono mengatakan gelombang tinggi yang terjadi pada Selasa (24/7) siang telah mengakibatkan tanggul penahan gelombang di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, ambrol sepanjang 35 meter dengan perkiraan kerugian mencapai Rp114 juta.

     Menurut dia, pihaknya bersama warga setempat telah bekerja bakti melakukan penanganan darurat terhadap tanggul yang ambrol di Kelurahan Tegalkamulyan.

     "Kami juga telah meminta warga untuk waspada terhadap rob dan gelombang tinggi," katanya.

     Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan tinggi gelombang di laut selatan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai kisaran 6 s.d. 9 meter.

     "Berdasarkan pantauan satelit cuaca dan gradien angin permukaan tanggal 23 Juli 2018, pukul 19.00 WIB, pada skala regional terdapat pusat tekanan tinggi di Samudra Hndia sebelah barat Australia dan Samudra Pasifik sebelah timur Australia, sedangkan di Samudra Pasifik tenggara Jepang terdapat badai tropis Wukong," katanya.

     Ia mengatakan bahwa interaksi antara dua pusat tekanan rendah dan badai tropis itu mengakibatkan peningkatan angin yang bertiup di atas permukaan laut dan cenderung searah dari timur hingga tenggara sehingga memicu terjadinya gelombang tinggi.

     Oleh karena itu, pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku pada hari Selasa (24/7) hingga Rabu (25/7).

     "Peringatan dini tersebut dikeluarkan karena tinggi gelombang di laut selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai 6--9 meter. Jika ada perkembangan lebih lanjut, peringatan dini gelombang tinggi tersebut akan kami perbarui," katanya.
     Menurut dia, tinggi gelombang 6--9 meter berbahaya bagi semua jenis kapal dan aktivitas kelautan.

     Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau pengguna jasa kelautan untuk waspada dan bila perlu menghentikan seluruh aktivitasnya karena gelombang berpotensi sangat tinggi dan bisa mengancam keselamatan.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024