Semarang (Antaranews Jateng) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Juliari P Batubara yang "nyalon" lagi mengaku tidak khawatir bakal tersaingi popularitas artis yang juga maju di Pemilihan Umum 2019.

"Saya kira wajar saja partai itu merekrut artis. Dengan sistem pemilihan umum anggota legislatif terbuka seperti ini, tentunya popularitas itu sangat penting," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkan Ari--sapaan akrab Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan itu--saat kunjungan kerja dan penyerapan aspirasi di Kecamatan Gunungpati Semarang selaku anggota DPR RI.

Bagi calon anggota legislatif (caleg) yang bukan dari kalangan artis, diakuinya, memiliki kelemahan di sisi popularitas sehingga harus rutin turun menyapa masyarakat di daerah pemilihannya.

"Jadi, kayak saya kerjanya tiap bulan turun. Kalau artis, minimal buat artis yang sering tampil di media sudah dikenal. Kalau kayak saya ini kalau tidak turun langsung tidak mungkin bisa dikenal," ujarnya.

Menurut dia, wajar jika kemudian partai politik merekrut kalangan artis demi meningkatkan popularitas, termasuk pada Pemilu 2019, dan tidak membuatnya khawatir bakal kalah dengan popularitas artis.

Sejumlah parpol pada Pemilu 2019 mencalonkan kalangan artis, seperti Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Golkar, hingga Partai Berkarya.

Di Dapil I Jateng meliputi Kota Semarang, Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kendal. Sejumlah artis juga meramaikan seperti Jamal Mirdad yang diusung Gerindra dan Yayuk Basuki diusung PAN.

"Biasa aja, bersaing secara biasa. Kemarin (Pemilu 2014) juga bersaing dengan wajar saja. Selama persaingan berlangsung sesuai dengan aturan main yang ada, ya, ndak apa-apa," katanya.

Artis yang tetap menjalankan profesinya meski sudah terpilih, dinilai Ari juga tidak masalah karena aturannya juga tidak terlalu kaku. Tetapi sebenarnya semuanya kembali kepada orang yang bersangkutan.

"Kalau saya, tentunya jika sudah jadi anggota DPR, ya, tinggalkan dunia keartisannya. Kepatutannya begitu. Sudah jadi anggota dewan, apalagi kepala daerah masih menjalankan keartisan, ya, kurang patut," katanya.

Selain itu, kata legislator dari Komisi VI DPR RI itu, sah-sah saja jika partai merekrut artis sebagai calegnya yang menandakan parpol memilih untuk mengambil jalur yang cepat atau tidak melalui kaderisasi.

"Dari artis, olahragawan, tidak ada yang salah. Tetapi, minimal si calon sudah mengalami gemblengan dan sudah memahami perjuangan dan ideologi. Tidak tiba-tiba transfer aja kayak pemain bola," katanya.     
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024