Cilacap (Antaranews Jateng) - Tim "search and rescue" (SAR) gabungan berhasil menemukan nelayan yang hilang akibat tenggelam setelah kapalnya terhempas gelombang tinggi, kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono.

"Korban atas nama Sugiyono (34), warga Desa Sumingkir RT 06/ RW 01, kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada pukul 06.45 WIB," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan jenazah Sugiyono ditemukan di tengah laut dengan jarak sekitar 1 mil dari lokasi kejadian.

Setelah dievakuasi ke daratan, kata dia, jenazah Sugiyono segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap untuk menjalani pemeriksaan sebelum dipulangkan ke rumah duka.

Dengan ditemukannya jenazah Sugiyono, maka operasi SAR untuk mencari korban tenggelam di Pantai Kemiren dinyatakan ditutup dan seluruh potensi SAR yang terlibat telah kembali ke masing - masing pangakalan.

"Peristiwa nahas yang dialami Sugiyono alias Sugri terjadi pada Rabu (18/7), sekitar pukul 06.00 WIB, di Pantai Kemiren, Cilacap, saat korban bersama dua rekannya baru berangkat melaut dengan menggunakan Kapal Motor Yati Putra," kata Mulwahyono.

Akan tetapi beberapa saat kemudian, kapal motor yang mereka tumpangi terhempas gelombang tinggi hingga akhirnya terbalik.

Akibat kejadian tersebut, lanjut dia, Sugiyono tenggelam hingga akhirnya hilang, sedangkan dua nelayan lainnnya yakni pemilik armada atas nama Nasimin (35), warga Kelurahan Tegalkamulyan RT/ 03 RW 16, Kecamatan Cilacap Selatan, dan Mad Marta (75), warga Jalan Lengkong RT 01 RE 15 Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, dapat diselamatkan.

"Selain Basarnas Pos SAR Cilacap, operasi SAR untuk mencari Sugiyono juga melibatkan personel Satuan Polisi Perairan Polres Cilacap, BPBD Cilacap, SAR Kemiren, SAR Pandanarang, SAR Lengkong Cilacap Rescue, SAR Kemiren, TPKL Cilacap, RAPI Cilacap, Rescue Perindo, keluarga korban, dan masyarakat," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di laut Selatan Jateng.

Pihaknya pada hari Sabtu (21/7) kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga hari Minggu (22/7), pukul 07.00 WIB, dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

"Peringatan dini tersebut dikeluarkan karena tinggi gelombang 2,5 - 4 meter masih berpotensi terjadi di perairan Selatan Jateng hingga Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jateng hingga Yogyakarta," katanya.
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024