Klaten (Antaranews Jateng) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah membentuk agen pelestari untuk meningkatkan jumlah pengunjung di sejumlah bangunan cagar budaya, salah satunya Candi Sojiwan yang terletak di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

"Dalam hal ini kami berupaya mengaktualisasi nilai cagar budaya dalam rangka pemberdayaan masyarakat di Prambanan, yaitu kami jadikan mereka sebagai agen pelestari," kata Pengkaji Pelestari Cagar Budaya BPCB Jateng Riris Purbasari di Klaten, Sabtu.

Pada pemberdayaan tersebut, pihaknya lebih mengedukasi kepada masyarakat terkait tema kuliner Raja-Raja Mataram.

"Mayarakat kami ajari masak dengan melibatkan praktisi kuliner. Dari hasil pelatihan ini diharapkan akan memberikan warna pada candi tersebut," katanya.

Ia mengatakan pada edukasi kuliner tersebut masyarakat setempat diajarkan cara membuat makanan dan minuman berdasarkan prasasti peninggalan Maratam Kuno.

Ia mengatakan untuk prasasti yang dijadikan dasar merupakan peninggalan Mataram Kuno mengingat hingga saat ini belum ada prasasti yang secara spesifik menceritakan tentang sejarah Candi Sojiwan.

Meski demikian, dikatakannya, salah satu tantangan yang dihadapi adalah pada prasasti tersebut hanya dituliskan nama makanan dan minuman dengan bahannya tanpa digambarkan seperti apa rasa dari makanan dan minuman tersebut.

"Oleh karena itu, kami menginterpretasikan apa yang tertulis dalam prasasti tersebut dan kami sesuaikan dengan selera kekinian," katanya.

Salah satu menu makanan yang diangkat yaitu bernama Hadangan Harang yang artinya daging kerbau yang dibakar di atas arang. Menurut dia, tidak diceritakan apakah daging tersebut dibakar dalam bentuk potongan kecil seperti sate atau dalam bentuk daging utuh.

"Di sini akhirnya kami buat sate lilit dengan bahan baku daging kerbau," katanya.

Sedangkan untuk minuman, beberapa yang diajarkan yaitu minuman Telang yang berbahan dari bunga telang, minuman Jati Sari dari sari bunga melati, dan Nalaka Rasa dari sari tebu.

Ia mengatakan saat ini baru satu kelompok yang dilibatkan sebagai agen pelestari dari sisi pengembangan kuliner. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengembangkan jenis makanan dan minuman lain dengan kelompok masyarakat yang lain pula.

Menurut dia, makanan dan minuman khas Candi Sojiwan ini melengkapi oleh-oleh khas batik Sanjiwani yang sebelumnya sudah dikembangkan. Ia mengatakan batik tersebut menggunakan motif sesuai dengan relief yang ada di candi tersebut, yaitu gambar binatang.

Sementara itu, Pengkaji Pelestari Cagar Budaya lain Septina Wardani mengatakan sejauh ini upaya tersebut mampu mendongkrak tingkat kunjungan di Candi Sojiwan.

Berdasarkan data, dikatakannya, jumlah pengunjung candi yang hingga saat ini belum berbayar tersebut terus meningkat. Sebagai rincian, untuk bulan Januari 2018 sebanyak 3.384 pengunjung, Februari sebanyak 3.600 pengunjung, Maret sebanyak 4.934 pengunjung, April 6.691 pengunjung, Mei 5.214 pengunjung, dan Juni sebanyak 7.467 pengunjung.

"Untuk terus meningkatkan jumlah pengunjung ini kami juga sangat terbuka dengan banyak kegiatan yang diselenggarakan di Candi Sojiwan tersebut.

Bahkan andil masyarakat cukup besar untuk memanfaatkan candi ini, salah satunya kegiatan desa banyak diselenggarakan di sana. Dengan begitu mereka merasa memiliki," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024