Cilacap (Antaranews Jateng) - Tinggi gelombang laut selatan Jawa Tengah pada Kamis berpotensi mencapai 5-7 meter, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo.

"Potensi gelombang tinggi ini diprakirakan masih akan berlangsung dalam tiga hari ke depan," katanya di Cilacap, Kamis.

Ia mengatakan berdasarkan pantauan satelit cuaca dan gradien angin pada Rabu (18/7) pukul 19.00 WIB, pada skala regional, yakni wilayah belahan bumi selatan terdapat pusat tekanan tinggi di Samudra Hindia sebelah barat Australia yang mencapai 1.023 milibar.

Selain itu, pusat tekanan tinggi juga terpantau muncul di Samudra Pasifik sebelah timur Australia yang mencapai 1.021 milibar.

Di belahan bumi utara muncul dua badai tropis, yakni Son-Tinh di sekitar perairan selatan Vietnam dengan tekanan udara sebesar 994 milibar dan badai tropis Ampil di Samudra Pasifik timur laut Filipina yang bertekanan 996 milibar.

"Interaksi kondisi tersebut berdampak terhadap peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang khususnya di perairan selatan Jateng," kata Teguh.

Bahkan, kata dia, Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap pada Selasa (17/7) telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang saat itu diprakirakan berkisar 4-6 meter.

Ia mengatakan berdasarkan informasi yang diterima Stasiun Meteorologi BKMG Cilacap, gelombang tinggi yang terjadi pada Rabu (18/7), pukul 23.00 WIB, mengakibatkan kerusakan sejumlah kapal nelayan serta warung di Pantai Ayah dan Pantai Suwuk, Kabupaten Kebumen.

"Kami akan terus memantau perkembangan tinggi gelombang laut selatan Jateng yang hari ini (19/7) hingga tiga hari ke depan diprakirakan berkisar 5-7 meter," katanya.

Terkait dengan kondisi tersebut, dia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan di pesisir selatan Jateng untuk tetap berhati-hati dan waspada terhadap gelombang tinggi.

"Bagi nelayan, kami mengimbau untuk tidak melaut terlebih dulu karena gelombang tinggi ini sangat berbahaya dan bisa datang sewaktu-waktu," katanya.    

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024