Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengajak masyarakat untuk mengurangi dan mengendalikan sampah plastik yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang.

"Kota Semarang memang sudah mempunyai TPA Jatibarang seluas 67 hektare. Namun, kalau tidak dilakukan pengendalian sampah, maka akan terjadi gunungan sampah di TPA," katanya, di Semarang, Kamis.

Apalagi, kata dia, masyarakat Kota Semarang setiap harinya menghasilkan sampah yang masuk ke TPA Jatibarang sehingga perlu dilakukan pengendalian sampah dari hulu, yakni masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu saat menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup yang berlangsung di Balai Kota Semarang.

Ia mengatakan masyarakat bisa menekan sampah agar tidak sampai ke TPA, misalnya mengurangi sampah plastik dengan menggunakan bahan yang tidak sekali pakai atau bisa dipakai secara berulang.

"Untuk itu, saya memminta masyarakat dapat melakukan gerakan untuk menekan sampah. Gunakan bahan yang tidak sekali pakai. Bisa juga dengan 3R (reduce, reuse, and recycle)," katanya.

Diakuinya, persoalan sampah merupakan masalah klasik yang dihadapi kota besar, termasuk Semarang, dan saat ini sudah dilakukan kerja sama dengan PT. Narpati untuk mengolah jadi pupuk kompos.

"Di TPA Jatibarang, gas methan yang dihasilkan dari pengolahan sampah sudah dimanfaatkan sebanyak 200 kepala keluarga (KK). Bahkan, listriknya juga dihasilkan dari sampah," katanya.

Meski demikian, lajutnya, perlu upaya proaktif dari masyarakat untuk membantu pemerintah mengatasi sampah, salah satunya dengan mengoptimalkan bank-bank sampah yang ada di lingkungannya.

"Melalui acara ini, semoga tidak hanya seremoni, melainkan dapat dimaknai esensinya. Saya beri apresiasi masyarakat yang telah peduli terhadap lingkungan dengan kegiatan pengendalian sampah plastik," kata Hendi.

Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup Kota Semarang, Gunawan Saptogiri menyatakan, terdapat 50 bank sampah didaerah ini yang bisa dimanfaatkan untuk menekan penumpukan sampah di TPA Jatibarang.

"Jadi, sekitar 20 persen sampah dikelola di bank-bank sampah, dan sisanya baru masuk ke TPA. Bank sampah melakukan pemilahan sampah organik dan an-organik yang bisa diolah," katanya.

Sampah organik, kata dia, bisa diolah menjadi pupuk, sedangkan, sampah organik dapat diolah menjadi berbagai produk kerajinan yang bernilai lebih, seperti tas, vas bunga, dan sebagainya.

Pada kesempatan itu, diserahkan pula penghargaan kepada sekolah tingkat SMA dan sederajat se-Kota Semarang yang telah menerapkan program adiwiyata dan gerakan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3).

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024