Solo (Antaranews Jateng) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surakarta mewaspadai kenaikan harga telur ayam dan cabai yang saat ini masih terjadi.

"Saat ini kami terus pantau. Khusus untuk siklus cabai ini terkait dengan musim," kata Wakil Ketua TPID Surakarta Bandoe Widiarto dalam acara Rapat Koordinasi TPID Se-Soloraya di Kantor Bank Indonesia Surakarta, Selasa.

Meski tidak menyebutkan angka, ia memperkirakan pada bulan Juli atau pasca-Lebaran masih akan terjadi inflasi, salah satunya merupakan sumbangan dari dua komoditas tersebut.

Ia mengatakan komoditas cabai juga menyumbang inflasi pada bulan sebelumnya, tepatnya di bulan Juni dengan inflasi 0,85 persen. Adapun angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan inflasi bulan Mei sebesar 0,04 persen.

"Data ini menunjukkan bahwa pada pra-Lebaran inflasi relatif terkendali, sedangkan mendekati Lebaran pasti tinggi. Secara historis seperti itu. Bahkan sebelumnya ada komoditas daging ayam yang juga menyumbang inflasi," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta tersebut.

Terkait dengan komoditas daging ayam tersebut, dikatakannya, yang menjadi masalah adalah tata niaga masih cukup panjang.

"Mudah-mudahan bisa ketemu cara memangkas jalur distribusi yang masih sangat panjang ini. Selain itu harga pakan yang tinggi juga berpengaruh terhadap harga daging ayam," katanya.

Untuk menekan harga komoditas yang masih cukup tinggi, dikatakannya, TPID telah mengupayakan sejumlah langkah, di antaranya sidak pasar, operasi pasar, dan pasar murah.

"Kami juga melibatkan ulama yang kami kemas dalam ulama peduli inflasi. Harapan kami ulama bisa ikut memberikan imbauan bijak belanja kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, terkait dengan inflasi pasca-Lebaran, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta R Bagus Rahmat Susanto mengatakan dari 363 komoditas yang dipantau pergerakan harganya, 130 di antaranya mengalami perubahan harga. Dari total yang mengalami perubahan harga tersebut, 108 di antaranya mengalami kenaikan harga.

"Di antaranya untuk angkutan udara naik 18,79 persen dengan andil 0,1640, angkutan antarkota naik 20,71 persen dengan andil 0,1308 persen, daging ayam ras naik 7,75 persen atau menyumbang 0,0911 persen, dan cabai rawit naik harga 10,58 persen dengan andil 0,0300 persen terhadap inflasi," katanya.

Di sisi lain, ada sebanyak 22 komoditas yang terpantau mengalami penurunan harga. Ia mengatakan beberapa komoditas tersebut, yaitu telur ayam ras turun 6,17 persen dengan andil deflasi 0,0489 persen, cabai merah 9,88 persen dengan andil 0,0283 persen, dan bawang merah 1,10 persen dengan andil 0,0050 persen.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024