Solo (Antaranews Jateng) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta akan membuka sekolah pasar modal (SPM) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Boyolali, Sragen, dan Kota Salatiga seiring dengan tingginya minat masyarakat mengikuti kegiatan tersebut.
     
"Pertimbangan kami membuka SPM di tiga daerah tersebut karena memang peserta dari tiga daerah ini cukup banyak, dari satu kelas kira-kira ada 20 persennya," Kepala BEI Solo M Wira Adibrata di Solo, Senin.
     
Ia mengatakan untuk pelaksanaannya, Sragen akan diselenggarakan pada Rabu (11/7), Boyolali pada Kamis (19/7), dan Salatiga dilaksanakan pada Kamis (26/7). 
     
Menurut dia, dengan mengikuti SPM tersebut nantinya peserta akan memperoleh literasi mengenai materi dasar pasar modal dan mendapatkan pengetahuan serta  pengalaman menjadi investor.
     
"Pada prinsipnya kami tidak memungut biaya untuk sekolah ini. Meski demikian, para peserta diwajibkan membawa uang sebesar Rp100.000 untuk membuka rekening yang artinya secara otomatis terdaftar sebagai investor pasar modal," katanya.
     
Ia mengatakan pada kegiatan tersebut BEI akan memberikan materi dasar mengenai pasar modal. Selain itu, diberikan gambaran mengenai mekanisme transaksi, khususnya mengenai transaksi yang legal maupun ilegal.
     
"Kami juga memberikan pemahaman mengenai investasi bodong. Bagaimana gambarannya sehingga masyarakat bisa mengenali," katanya.
     
Sementara itu, hingga saat ini sudah ada sekitar 400 peserta yang telah mengikuti SPM.  
     
"Setiap tahun jumlah peserta terus meningkat. Selama ini pertumbuhan peserta pertahunnya bisa lebih dari 20 persen. Harapannya ke depan bisa lebih baik seiring dengan dibukanya SPM di luar Kota Solo," katanya.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024