Semarang (Antaranews Jateng) - Kementerian Perindustrian terus mendorong kalangan industri kecil dan menengah (IKM) untuk semakin memperluas akses pasarnya pada era perdagangan online.

     "Target kami makin banyak pelaku IKM jualan online," kata Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronik, dan Alat Angkut Kemenperin Endang Suwartini usai Workshop E-Smart IKM di Semarang, Rabu.

     Menurut Endang Suwartini, pemasaran secara online terus digenjot karena pangsanya lebih luas karena bisa diakses dari seluruh Indonesia dan sebagai penetrasi produk lokal untuk menghadapi produk impor.

     Secara kualitas produk yang sama bisa dibikin IKM dengan harga yang lebih kompetitif. Namun, kata Endang Suwartini, belum banyak IKM yang menyadari potensi peluang pasar secara online.

     "Sekarang ini, pengguna internet di Indonesia saja sudah mencapai 55 persen, pengguna smartphone sekitar 44 persen dari populasi penduduk Indonesia. Artinya, cukup menjanjikan," kata Endang Suwartini.

     Apabila diadu dengan produk dari negara ASEAN, menurut Endang Suwartini, secara potensial Indonesia lebih unggul karena jumlah pengguna internet untuk pemasaran online tersebut jelas lebih besar.

     "Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah IKM di Indonesia mencapai 4,4 juta pelaku usaha. Yang sudah menggunakan pemasaran secara online melalui workshop ini per Juni 2018 baru 2.700 IKM," kata Endang Suwartini.

     Namun, Endang Suwartini optimistis jumlah tersebut akan terus digenjot setidaknya mencapai 4.000-an IKM tahun ini yang memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi untuk memperluas pasar.

     "Target pada tahun ini ada 4.000-an IKM. Bisa menambah lagi, ya, dengan workshop, dan sebagainya. Kalau mau memanfaatkan ini (pemasaran online, red.), besar potensinya," katanya.

     Endang Suwartini menjelaskan bahwa kalangan IKM selama mengikuti workshop akan diajari cara berbisnis melalui sarana e-commerce dan akan mendapatkan sosialisasi berbagai program dari Kemenperin.

     "Seperti, restrukturisasi mesin dan peralatan, serta standar nasional Indonesia (SNI). Menjadi IKM di zaman now harus update dengan teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, dan produk yang berstandar," katanya.

     Sejak diluncurkan pada tanggal 27 Januari 2017, Endang Suwartini menyebutkan workshop E-Smart IKM telah diikuti 2.630 peserta yang mampu membukukan nilai transaksi online sebesar Rp600 juta.

     "Kalau soal modal, sekarang enggak jadi masalah. Sepanjang temen IKM punya kapasitas, produk bagus, konsisten, modal datang sendiri," kata Endang Suwartini.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024