Purwokerto (Antaranews Jateng) - Petani yang menerapkan sistem pertanian terpadu bisa memanfaatkan musim kemarau untuk memproses pupuk organik, kata dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Ir. Supartoto, M.Agr.Sc.
"Musim kering bisa dimanfaatkan untuk memproses pupuk organik, untuk diaplikasikan nanti pada saat awal tanam," katanya di Purwokerto, Rabu.
Dia menjelaskan, upaya tersebut bisa dilakukan oleh petani yang memadukan pertanian dan peternakan.
Kotoran dari hewan ternak sapi dan kerbau, misalnya, bisa diproses menjadi pupuk organik yang memiliki banyak manfaat.
Pupuk organik selain ramah lingkungan juga dapat menyuburkan lahan pertanian serta mencegah serangan hama yang merugikan.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang melibatkan lebih dari satu komoditas, misalnya pertanian, peternakan, dan perikanan.
"Dalam pertanian terpadu, ada keterkaitan input produksi antarkomoditas yang diusahakan, contohnya limbah ternak bisa untuk pupuk tanaman, dan sebaliknya limbah tanaman bisa untuk pakan ternak," katanya.
Untuk itu, kata dia, para petani perlu didorong untuk menerapkan sistem pertanian terpadu karena memiliki dampak yang positif. Khususnya petani dengan lahan sempit.
"Pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi, melakukan pendampingan, serta memfasilitasi petani agar mampu menerapkan sistem pertanian terpadu," katanya.
"Musim kering bisa dimanfaatkan untuk memproses pupuk organik, untuk diaplikasikan nanti pada saat awal tanam," katanya di Purwokerto, Rabu.
Dia menjelaskan, upaya tersebut bisa dilakukan oleh petani yang memadukan pertanian dan peternakan.
Kotoran dari hewan ternak sapi dan kerbau, misalnya, bisa diproses menjadi pupuk organik yang memiliki banyak manfaat.
Pupuk organik selain ramah lingkungan juga dapat menyuburkan lahan pertanian serta mencegah serangan hama yang merugikan.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang melibatkan lebih dari satu komoditas, misalnya pertanian, peternakan, dan perikanan.
"Dalam pertanian terpadu, ada keterkaitan input produksi antarkomoditas yang diusahakan, contohnya limbah ternak bisa untuk pupuk tanaman, dan sebaliknya limbah tanaman bisa untuk pakan ternak," katanya.
Untuk itu, kata dia, para petani perlu didorong untuk menerapkan sistem pertanian terpadu karena memiliki dampak yang positif. Khususnya petani dengan lahan sempit.
"Pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi, melakukan pendampingan, serta memfasilitasi petani agar mampu menerapkan sistem pertanian terpadu," katanya.