Kudus (Antaranews Jateng) - Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera mendata ulang jumlah restoran untuk optimalisasi penerimaan pajak daerah karena jumlahnya semakin bertambah.

"Pertumbuhan usaha di sektor kuliner di Kabupaten Kudus, akhir-akhir ini memang meningkat pesat," kata Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kudus Eko Djumartono melalui Kabid Perencanaan Operasional Pendapatan Teguh Riyanto di Kudus, Sabtu.

 Hanya saja, lanjut dia, pertumbuhan jumlah usaha kuliner di Kudus, ternyata belum dibarengi dengan pemasukan pajak daerah dari pos pajak restoran.

 Pajak restoran yang diterima Pemkab Kudus, meliputi tempat usaha restoran, rumah makan, katering dan cafe.?

 Berdasarkan data sebelumnya, tempat usaha tersebut mencapai 993 tempat usaha mulai dari restoran, rumah makan, katering dan cafe.

 Rencananya, kata dia, ada dua alternatif yang bisa ditempuh untuk melakukan pendataan ulang, yakni dengan mengundang langsung pemilik usaha restoran maupun rumah makan atau mendatanginya satu per satu.

 "Jika nantinya kami undang, tentunya bisa sekaligus memberikan sosialisasi tentang pajak daerah," ujarnya.

 Dalam pembayarannya juga semakin dipermudah karena bisa dilakukan secara "online" atau daring.

 Beberapa waktu lalu, BPPKAD Kudus juga gencar menyosialisasikan pembayaran pajak secara daring terhadap semua wajib pajak di daerah setempat.

 "Penerapan pajak secara daring, tentu lebih menguntungkan bagi wajib pajak karena bisa dilakukan kapan saja. Sedangkan sebelumnya, masih dilakukan secara manual dengan mendatangi kantor BPPKAD Kudus," ujarnya.

 Tahun anggaran 2018, BPPKAD Kudus menargetkan bisa mendapatkan setoran pajak restoran sebesar Rp5,7 miliar.

 Hingga pekan ini bulan Juni 2018, realisasinya mencapai R3,45 miliar atau 61 persen dari target.

 Berdasarkan pemantauan di sejumlah tempat, usaha kafe dan restoran baru tampak bermunculan dengan berbagai konsep yang berbeda.

 Ada yang menampilkan nuansa klasik dan ada pula yang menampilkan nuasan modern, sedangkan tempat usaha lainnya menampilkan panorama alam yang kebetulan lokasinya berada di perbukitan di puncak Pegunungan Muria.

 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024