Semarang (Antaranews Jateng) - Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang memasang layar monitor yang menggunakan teknologi PIS (Passenger Information System) di halte untuk membantu penumpang memantau trafik pergerakan bus.

"Layar PIS ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang yang menunggu di halte," kata Pelaksana Tugas (PLT) Kepala BLU Trans Semarang Ade Bhakti di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Hal tersebut diungkapkannya di sela "soft launching" aplikasi Semarang Smart Transportation City di Kantor Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk membantu memantau trafik transportasi melalui ponsel pintar (smartphone).

Ade menjelaskan secara prinsip sebenarnya teknologinya dengan yang digunakan di salah satu menu Semarang Smart Transportation City, yakni "smart bus", tetapi ditampilkan di "shelter" (halte) untuk memudahkan penumpang.

Layar monitor yang terpasang di "shelter" itu, kata dia, sebenarnya mirip layar monitor di bandara yang menginformasikan kedatangan pesawat, sementara PIS berisi jadwal kedatangan, jarak tempuh, dan lokasi armada BRT Trans Semarang.

Ia menyadari tidak semua penumpang menggunakan "smartphone" yang bisa mengunduh aplikasi tersebut sehingga pihaknya tetap menyediakan layar monitor berisi informasi untuk membantu penumpang yang menunggu di "shelter".

"Dari layar monitor itu, para penumpang bisa memantau pergerakan armada, kedatangan bus, dan sebagainya, termasuk kalau mau perpindahan armada. Ini masih dalam tahap "soft launching" karena masih disempurnakan," katanya.

Rencananya, kata dia, layar monitor PIS itu akan dipasang di "shelter transit" untuk membantu penumpang yang akan beralih armada, dan sementara baru dipasangi di satu "shelter transit" yang ada di kawasan Simpang Lima.

Ade menyebutkan setidaknya ada sembilan titik "shelter transit" BRT Trans Semarang, antara lain di Balai Kota Semarang, Simpang Lima, RS St Elisabeth Semarang, Imam Bonjol, kemudian "shelter" Java Mal I dan II.

"Pertama ini, kami uji coba di "shelter transit" Simpang Lima. Kemudian, dilanjutkan di 'shelter transit' Balai Kota, Elisabeth, dan Imam Bonjol. Pertimbangannya, salah satunya keamanan karena alat ini tidak murah," katanya.

Saat ini, kata dia, pengguna BRT Trans Semarang terus meningkat dan sudah menyentuh angka 28 ribu penumpang/hari dengan sudah dioperasikannya tujuh koridor BRT sehingga peningkatan pelayanan tentunya diperlukan.

Sementara itu, Kepala Dishub Kota Semarang Muhammad Khadik mengatakan aplikasi Semarang Smart Transportation City memiliki sejumlah menu sesuai kebutuhan masyarakat, salah satunya "smart bus" untuk BRT Trans Semarang.

"Misalnya, ada warga yang mau naik BRT Trans Semarang dari satu tempat (halte, red.). Kira-kira bus akan datang berapa menit lagi, koridor berapa, siapa 'driver'-nya, sampai berapa kecepatan bus," jelasnya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024