London (Antaranews Jateng) - Kolaborasi penyanyi Sopran Austria, Maria Theresa Gruber, dengan grup musik Angklung, yang membawakan lagu Bengawan Solo dengan teknik vokal sempurna mengundang decak kagum penonton dalam acara seni budaya bertajuk Indonesia Cultural Night 2018.
Penyanyi berusia 20 tahunan tersebut juga membawakan lagu Austria berjudul Im Prater bluehen wieder die Baeume dengan iringan musik Angklung dalam acara yang diadakan Kedutaan Besar Indonesia yang memadati Weltmuseum, Wina, Austria, Selasa (27/6) malam, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI dan Weltmuseum Vienna.
Pensosbud KBRI Wina, Wina Retnosari kepada Antara London, Rabu menyebutkan dalam acara malam budaya Indonesia dihadiri sekitar 300 undangan menikmati sajian tarian dan musik dibawakan Grup Ikreasindo dari Jakarta memukau undangan diantaranya Dubes negara sahabat dan mitra kerja KBRI/PTRI Wina dari berbagai organisasi internasional dan institusi di Austria, serta masyarakat Indonesia bermukim di kota Wina.
Tak cukup hanya menikmati lagu keroncong dalam aransemen Angklung, penonton juga dihibur dengan sesi Angklung interaktif dipandu Ika, pimpinan grup Ikreasindo mengajak penonton bermain Angklung bersama-sama.
Acara promosi seni budaya bertajuk Indonesia Cultural Night 2018, menampilkan beragam seni budaya, diantaranya tari Bajidor Kahot, tari Lenggang Nyai, tari Piring, tari Rampak Kendang dan musik Angklung.
? Dubes RI di Wina, Dr. Darmansjah Djumala, mengatakan sebuah tradisi, dalam hal ini musik angklung, dapat berjalan harmonis dengan modernisme atau musik kontemporer. Dikatakannya secara singkat makna filosofis instrumen Angklung terkait dengan semangat persatuan dan kesatuan serta Bhineka Tunggal Ika yang hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Sesi Angklung interaktif ini menarik masyarakat Austria yang baru mengenal alat musik tradisional khas Jawa Barat tersebut. Dalam waktu singkat, penonton yang sebagian besar warga Austria dapat mengikuti instruksi dari pemandu dan memainkan beberapa lagu pop seperti You Raise Me Up dan Stay With Me.
Para penonton terkesan dan di akhir acara beberapa di antara penonton bahkan lantas bergegas mengumpulkan angklung yang dibagi-bagikan gratis panitia, untuk dipajang di rumah atau dimainkan bersama keluarga. "Boleh saya tukar Angklung ini dengan nomor 7, Istri saya sudah punya nomor 6, kami butuh nomor 7 untuk bisa bermain bersama," tanya Anton Pinter, seorang pegawai perusahaan Mercedez di kota Wina yang hadir malam itu bersama istrinya.
? Promosi seni budaya merupakan salah satu program kerja tahunan KBRI Wina. Di samping untuk meningkatkan citra positif Indonesia di Austria, kegiatan tersebut juga bertujuan menarik minat lebih banyak masyarakat Austria untuk berkunjung ke Indonesia, baik dalam rangka pariwisata maupun investasi dan perdagangan.
? Weltmuseum merupakan museum etnologi terbesar di Austria. Museum tersebut memiliki Galeri Indonesia khusus menampilkan berbagai koleksi benda seni bersejarah yang berasal dari Indonesia, termasuk lukisan berjudul `Two Tigers Fighting over a Javanese Body` hasil karya pelukis Raden Saleh yang dihadiahkan kepada Kaisar Franz Joseph I, Raja Austria pada akhir abad 19.
Baca juga: Angklung anak Indonesia pukau festival musim panas di Doha
Penyanyi berusia 20 tahunan tersebut juga membawakan lagu Austria berjudul Im Prater bluehen wieder die Baeume dengan iringan musik Angklung dalam acara yang diadakan Kedutaan Besar Indonesia yang memadati Weltmuseum, Wina, Austria, Selasa (27/6) malam, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI dan Weltmuseum Vienna.
Pensosbud KBRI Wina, Wina Retnosari kepada Antara London, Rabu menyebutkan dalam acara malam budaya Indonesia dihadiri sekitar 300 undangan menikmati sajian tarian dan musik dibawakan Grup Ikreasindo dari Jakarta memukau undangan diantaranya Dubes negara sahabat dan mitra kerja KBRI/PTRI Wina dari berbagai organisasi internasional dan institusi di Austria, serta masyarakat Indonesia bermukim di kota Wina.
Tak cukup hanya menikmati lagu keroncong dalam aransemen Angklung, penonton juga dihibur dengan sesi Angklung interaktif dipandu Ika, pimpinan grup Ikreasindo mengajak penonton bermain Angklung bersama-sama.
Acara promosi seni budaya bertajuk Indonesia Cultural Night 2018, menampilkan beragam seni budaya, diantaranya tari Bajidor Kahot, tari Lenggang Nyai, tari Piring, tari Rampak Kendang dan musik Angklung.
? Dubes RI di Wina, Dr. Darmansjah Djumala, mengatakan sebuah tradisi, dalam hal ini musik angklung, dapat berjalan harmonis dengan modernisme atau musik kontemporer. Dikatakannya secara singkat makna filosofis instrumen Angklung terkait dengan semangat persatuan dan kesatuan serta Bhineka Tunggal Ika yang hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Sesi Angklung interaktif ini menarik masyarakat Austria yang baru mengenal alat musik tradisional khas Jawa Barat tersebut. Dalam waktu singkat, penonton yang sebagian besar warga Austria dapat mengikuti instruksi dari pemandu dan memainkan beberapa lagu pop seperti You Raise Me Up dan Stay With Me.
Para penonton terkesan dan di akhir acara beberapa di antara penonton bahkan lantas bergegas mengumpulkan angklung yang dibagi-bagikan gratis panitia, untuk dipajang di rumah atau dimainkan bersama keluarga. "Boleh saya tukar Angklung ini dengan nomor 7, Istri saya sudah punya nomor 6, kami butuh nomor 7 untuk bisa bermain bersama," tanya Anton Pinter, seorang pegawai perusahaan Mercedez di kota Wina yang hadir malam itu bersama istrinya.
? Promosi seni budaya merupakan salah satu program kerja tahunan KBRI Wina. Di samping untuk meningkatkan citra positif Indonesia di Austria, kegiatan tersebut juga bertujuan menarik minat lebih banyak masyarakat Austria untuk berkunjung ke Indonesia, baik dalam rangka pariwisata maupun investasi dan perdagangan.
? Weltmuseum merupakan museum etnologi terbesar di Austria. Museum tersebut memiliki Galeri Indonesia khusus menampilkan berbagai koleksi benda seni bersejarah yang berasal dari Indonesia, termasuk lukisan berjudul `Two Tigers Fighting over a Javanese Body` hasil karya pelukis Raden Saleh yang dihadiahkan kepada Kaisar Franz Joseph I, Raja Austria pada akhir abad 19.
Baca juga: Angklung anak Indonesia pukau festival musim panas di Doha