Kudus (Antaranews Jateng) - Sebanyak 38 pedagang kaki lima (PKL) di kompleks Menara Kudus, Jawa Tengah, diwacanakan untuk direlokasi ke Terminal Bakalan Krapayak menyatu dengan PKL setempat yang sudah lebih dahulu berjualan.
     "Berdasarkan hasil pendataan jumlah PKL di kompleks Menara Kudus tercatat ada 38 PKL," kata Kepala Bidang PKL Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sofyan Dhuhri di Kudus, Selasa.
     Wacana tersebut, lanjut dia, sudah disosialisasikan kepada para pedagang di kompleks Menara Kudus tersebut.
     Untuk sementara, kata dia, wacana tersebut belum bisa direalisasikan karena kompleks Terminal Bakalan Krapyak yang biasa digunakan parkir bus wisata tengah direnovasi.
     "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kudus, bahwa wacana relokasi PKL sebaiknya ditunda karena masih ada kegiatan pembangunan," ujarnya.
     Dengan adanya relokasi tersebut, diharapkan akses jalan di kawasan Menara Kudus jauh lebih tertata karena menjadi wajah wisata religi di Kudus.
     Sementara itu, salah seorang PKL di kompleks Menara Kudus Nur Kholis mengaku mengetahui wacana relokasi tersebut.
     Hanya saja, dia mengaku, tidak sepakat dengan rencana tersebut, mengingat para pedagang sudah belasan tahun berjualan sehingga ada yang menjadi mata pencaharian utama.
     Kalaupun nantinya wacana tersebut direalisasikan, dia mengaku, masih bisa berjualan di rumahnya karena kebetulan lapak jualannya juga menempel dinding rumahnya.
     "Hanya saja, PKL lain yang hanya menempati emperan dan tidak memiliki tempat tinggal di lokasi jualan, tentunya tidak ada pilihan lain," ujar Nur Kholis yang berjualan pernik-pernik dan makanan khas Kudus.
     Ia berharap Dinas Pasar Kudus mempertimbangkan kembali wacana tersebut karena banyak hal yang harus dipertimbangkan.
     Juriyah, pedagang lainnya mengakui hal yang sama, tidak sepakat jika ada wacana relokasi PKL ke Terminal Bakalan Krapayak.
     Informasinya, lanjut dia, di lokasi tersebut tidak begitu ramai pembeli karena hanya mengandalkan wisatawan.
     "Di kompleks Menara Kudus, biasaya masih ada warga yang melintas berhenti untuk membeli oleh-oleh ketika wisatawan sedang sepi," ujarnya.
     Jika alasannya untuk penataan, dia mengaku, siap ditata, meskipun nantinya digagas pembuatan lapak baru untuk diseragamkan.
     Hal terpenting, kata Juriyah yang sudah berjualan selama 19 tahun, dirinya tidak dipindah ke lokasi lain karena khawatir omzet penjualannya menurun.
     Saat ramai wisatawan, katanya, dalam sehari bisa menghasilkan pemasukan hingga Rp1,5 juta, sedangkan saat sepi berkisar Rp50.000. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024