Magelang (Antaranews Jateng) - Kepolisian Resor Magelang, Jawa Tengah, menyita puluhan kilogram bubuk dan bahan obat petasan dari tersangka Shobrun Jamilun warga Desa Purwodadi dan Mustaqim warga Desa Ngawonggo Kabupaten Magelang.
 
   Kapolres Magelang AKBP Hari Purnomo di Magelang, Senin, mengatakan pelaku dan barang bukti diamankan di tempat berbeda. Shobrun diamankan oleh jajaran Satreskrim Polres Magelang di rumahnya pada Sabtu (26/5).

     Barang bukti yang disita berupa 4 bungkus obat mercon, masing-masing kemasan plastik isi 1 kilogram, 48 bungkus potasium warna putih, 35 bungkus belerang warna kuning, 38 bungkus bubuk brom warna abu-abu kemasan plastik kecil, 8 bungkus bubuk brom warna abu-abu kemasan plastik besar, 180 lembar sumbu mercon jadi.

     Kemudian Mustaqim ditangkapa di rumahnya Sabtu (9/6) oleh Satreskrim Polsek Kaliangkrik, Polres Magelang.

     "Barang bukti yang disita berupa 4 renteng petasan jadi atau sebanyak 200 buah petasan, kemudian obat petasan sebanyak 5,5 kilogram," katanya.

     Berdasarkan keterangan tersangka, katanya mereka mengaku baru sekali ini memproduksi obat petasan. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari dua orang berbeda, yakni asal Semarang dan Kota Magelang. Keduanya kini masih dalam pencarian.

     "Kedua pelaku pembuat obat petasan tersebut dijerat pasal 1 ayat 1 UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup dan atau penjara sementara setinggi-tingginya 20 tahun," katanya.
 
   Pelaku Shobrun mengaku baru kali ini memproduksi obat petasan dan berencana menjual obat tersebut seharga Rp100 ribu per kilogram.

     "Saya baru kali ini membuat obat petasan, bahannya dapat dari orang Semarang. Mau dijual Rp100 ribu per kilogram," katanya.

     Menurut dia kemampuan meracik obat petasan tersebut diperoleh dari kakaknya yang kini sudah meninggal. Obat petasan yang diraciknya terdiri atas potasium, belerang, dan bubuk brom.

     Mustaqim juga mengaku baru sekali ini membuat petasan. Dia memperoleh bahan baku berupa obat petasan dan sumbu kertas dari orang Kota Magelang.

     "Saya iseng-iseng membuat petasan untuk dinyalakan saat Lebaran nanti. Tidak ada yang mengajari, saya belajar coba-coba secara otodidak," katanya.
 
   Ia menyesal dengan perbuatannya dan berjanji tidak akan kembali membuat petasan lagi. 
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024