Semarang (Antaranews Jateng) - Universitas Negeri Semarang mengklarifikasi insiden kericuhan saat demontrasi mahasiswa menuntut penghapusan uang pangkal.
"Saya sudah lihat videonya di Instagram. Tidak betul kalau ada mahasiswa yang tertabrak, apalagi terlindas mobil," kata Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman di Semarang, Kamis malam.
Dari Instagram, sebelumnya beredar video berikut keterangan tentang aksi unjuk rasa mahasiswa Unnes menuntut penghapusan uang pangkal yang dilakukan di depan Rektorat Unnes, Kamis sore.
Dalam video itu terlihat kericuhan antara mahasiswa peserta aksi dengan petugas keamanan kampus ketika sebuah mobil berwarna hitam yang disebutkan ditumpangi Rektor Unnes akan melintas.
Berikut video itu, disertakan pula keterangan mengenai kronologis terjadinya kericuhan itu yang disebutkan menyebabkan sejumlah mahasiswa luka-luka karena diterjang mobil tersebut.
Namun, Fathur secara tegas membantah informasi tersebut, seraya menegaskan tidak ada mahasiswa terluka karena diterjang mobil dalam aksi yang berlangsung sekitar pukul 17.15 WIB itu.
Bahkan, beberapa mahasiswa sempat menggedor mobil dan meminta rektor untuk turun, tetapi Fathur menolaknya karena menilai cara yang dilakukan tidak akademis dan cenderung memaksakan kehendak.
"Mahasiswa itu melakukan aksi untuk menuntut penghapusan uang pangkal. Aspirasi mahasiswa sudah kami akomodasi. Beberapa kali, ketua BEM, baik universitas maupun fakultas ketemu saya," katanya.
Sebelum kericuhan itu, Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu, mengatakan ketua BEM juga sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan dirinya untuk membahas mengenai uang pangkal.
"Tetapi, maunya mahasiswa ketemu rektor di panggung (aksi, red.). Ya, ini kan sedang Bulan Puasa. Saya menghargai aksi mahasiswa karena mereka sedang belajar untuk menyampaikan aspirasi," katanya.
Akan tetapi, Fathur meminta cara yang dilakukan mahasiswa tidak secara anarkis dan memaksakan kehendak, sebab segala persoalan bisa didialogkan dan dibicarakan dengan baik.
Siti Kholipah selaku koordinator aksi menceritakan kronologis insiden itu yang berawal dari demonstrasi lanjutan oleh mahasiswa Unnes yang menuntut penghapusan uang pangkal.
"Aksi dilakukan sejak Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Kami terus melobi agar Pak Rektor mau menemui peserta aksi, tetapi tidak kunjung ditemui," kata Wakil Presiden BEM Unnes itu.
Aksi berlanjut hingga sore hari, tepatnya sekitar pukul 17.15 WIB, di mana ada dua mobil, salah satunya ditumpangi Rektor Unnes, hendak keluar kampus kemudian dihadang mahasiswa.
"Ada peserta aksi yang menghadang, ada pula yang merebahkan diri di jalan. Namun, dibubarkan oleh petugas keamanan. Ya, ricuh gitu, ada yang ditarik-tarik, didorong petugas keamanan," katanya.
Namun, Kholipah membantah adanya informasi mahasiswa yang tertabrak mobil dalam insiden tersebut karena mobil tersebut berjalan pelan menghindari kerumuman peserta aksi yang menghadang.
"Saya dapat laporan tadi ada satu mahasiswa yang kena asma, tetapi langsung ditangani. Kalau yang tertabrak tidak ada, tadi mobilnya jalan pelan. Ya, memang ricuh dengan petugas keamanan," katanya.
"Saya sudah lihat videonya di Instagram. Tidak betul kalau ada mahasiswa yang tertabrak, apalagi terlindas mobil," kata Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman di Semarang, Kamis malam.
Dari Instagram, sebelumnya beredar video berikut keterangan tentang aksi unjuk rasa mahasiswa Unnes menuntut penghapusan uang pangkal yang dilakukan di depan Rektorat Unnes, Kamis sore.
Dalam video itu terlihat kericuhan antara mahasiswa peserta aksi dengan petugas keamanan kampus ketika sebuah mobil berwarna hitam yang disebutkan ditumpangi Rektor Unnes akan melintas.
Berikut video itu, disertakan pula keterangan mengenai kronologis terjadinya kericuhan itu yang disebutkan menyebabkan sejumlah mahasiswa luka-luka karena diterjang mobil tersebut.
Namun, Fathur secara tegas membantah informasi tersebut, seraya menegaskan tidak ada mahasiswa terluka karena diterjang mobil dalam aksi yang berlangsung sekitar pukul 17.15 WIB itu.
Bahkan, beberapa mahasiswa sempat menggedor mobil dan meminta rektor untuk turun, tetapi Fathur menolaknya karena menilai cara yang dilakukan tidak akademis dan cenderung memaksakan kehendak.
"Mahasiswa itu melakukan aksi untuk menuntut penghapusan uang pangkal. Aspirasi mahasiswa sudah kami akomodasi. Beberapa kali, ketua BEM, baik universitas maupun fakultas ketemu saya," katanya.
Sebelum kericuhan itu, Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu, mengatakan ketua BEM juga sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan dirinya untuk membahas mengenai uang pangkal.
"Tetapi, maunya mahasiswa ketemu rektor di panggung (aksi, red.). Ya, ini kan sedang Bulan Puasa. Saya menghargai aksi mahasiswa karena mereka sedang belajar untuk menyampaikan aspirasi," katanya.
Akan tetapi, Fathur meminta cara yang dilakukan mahasiswa tidak secara anarkis dan memaksakan kehendak, sebab segala persoalan bisa didialogkan dan dibicarakan dengan baik.
Siti Kholipah selaku koordinator aksi menceritakan kronologis insiden itu yang berawal dari demonstrasi lanjutan oleh mahasiswa Unnes yang menuntut penghapusan uang pangkal.
"Aksi dilakukan sejak Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Kami terus melobi agar Pak Rektor mau menemui peserta aksi, tetapi tidak kunjung ditemui," kata Wakil Presiden BEM Unnes itu.
Aksi berlanjut hingga sore hari, tepatnya sekitar pukul 17.15 WIB, di mana ada dua mobil, salah satunya ditumpangi Rektor Unnes, hendak keluar kampus kemudian dihadang mahasiswa.
"Ada peserta aksi yang menghadang, ada pula yang merebahkan diri di jalan. Namun, dibubarkan oleh petugas keamanan. Ya, ricuh gitu, ada yang ditarik-tarik, didorong petugas keamanan," katanya.
Namun, Kholipah membantah adanya informasi mahasiswa yang tertabrak mobil dalam insiden tersebut karena mobil tersebut berjalan pelan menghindari kerumuman peserta aksi yang menghadang.
"Saya dapat laporan tadi ada satu mahasiswa yang kena asma, tetapi langsung ditangani. Kalau yang tertabrak tidak ada, tadi mobilnya jalan pelan. Ya, memang ricuh dengan petugas keamanan," katanya.