Solo (Antaranews Jateng) - Ketersediaan beras di gudang Bulog Subdivre III Surakarta, Jawa Tengah, mencukupi kebutuhan hingga lima bulan ke depan seiring dengan penyerapan dari petani yang terus berlangsung.
     "Hingga saat ini total ketersediaan sekitar 20.000 ton, perkiraannya mencukupi kebutuhan hingga Oktober 2018," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabelia di Solo, Kamis.
     Ia mengatakan penyerapan beras dari petani di wilayah Soloraya sekitar 200-300 ton/hari.
     "Ini sudah masa tanam kedua, saat ini belum memasuki puncak penyerapan untuk masa tanam tersebut," katanya.
     Sebelumnya, pihaknya menargetkan penyerapan sebesar 85.000 ton beras pada tahun ini. Saat puncak panen volume serapan bisa mencapai 2.000 ton/hari.
     Oleh karena itu, ia optimistis target tersebut dapat tercapai mengingat Soloraya merupakan salah satu lumbung padi nasional.
     Masih sama dengan tahun lalu, pada tahun ini pembelian harga beras dan gabah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, yaitu untuk beras harga pembelian pemerintah (HPP) di angka Rp7.300,00/kg, sedangkan gabah Rp3.700,00/kg.
     Sementara itu, dikatakannya, ketersediaan tersebut bukan hanya untuk kebutuhan di Soloraya tetapi juga untuk mobilisasi nasional.
     Sejauh ini, Soloraya termasuk paling aktif dalam mengirimkan beras ke daerah lain, salah satunya pengiriman sebanyak 1.000 ton beras ke DIY.
     "Pada tahun lalu, total sebanyak 16.000 ton yang kami salurkan ke provinsi lain, di antaranya ke Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan DKI Jakarta," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024