Solo (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivre III Surakarta melanjutkan operasi pasar hingga akhir tahun 2018 untuk mengendalikan harga beras khususnya kualitas medium agar tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET).

"OP tahap awal selesai tanggal 31 Maret, kemudian kami lanjutkan sampai saat ini," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabelia di Solo, Kamis.

Ia mengatakan yang membedakan pelaksanaan OP kali ini dengan sebelumnya yaitu jika sebelumnya Bulog menjadi satu-satunya pemasok beras ke pedagang di lima pasar, untuk kali ini Bulog didampingi oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Pertani (Persero), dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

"Dari lima pasar besar di Kota Solo yang terlibat dalam pelaksanaan operasi pasar kali ini, kami memasok di dua pasar yaitu Pasar Legi dan Pasar Gede," katanya.

Ia mengatakan untuk beras yang dijual pada OP tersebut dikemas masing-masing 5 kg dengan harga dari Bulog Rp8.550/kg dan dijual oleh pedagang ke pembeli dengan harga Rp8.950/kg.

"Harga ini turun jika dibandingkan sebelumnya, pedagang sempat menjual Rp9.000/kg tetapi kami minta untuk diturunkan sesuai dengan arahan pemerintah pusat agar di bawah HET," katanya.

Ia mengatakan untuk beras kemasan 5 kg tersebut dijual dengan merek "Beras Kita". Berdasarkan data, dikatakannya, hingga saat ini total penyaluran "Beras Kita" di lima pasar tersebut sebanyak 5.850 kg. 

"Rinciannya di Pasar Harjodaksino sebanyak 1.000 kg, Pasar Nusukan 2.000 kg, Pasar Jongke 600 kg, dan sisanya Pasar Gede dan Pasar Legi," katanya.

 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024