Semarang (Antaranews Jateng) - Berbagai lapisan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah diimbau terus menjaga toleransi dan keberagaman dari gerakan-gerakan radikal.
"Rekam jejak keberagaman di Indonesia, termasuk di Jateng sudah terjalin sangat baik sejak masa awal sebelum kemerdekaan sehingga sangat disayangkan bila tatanan yang sudah ada tersebut dirusak dengan paham radikal," kata Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi di Semarang, Senin.
Menurut dia, segala bentuk tindakan terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang harus dicegah bersama, tidak hanya dari kalangan TNI dan Polri, tapi juga semua lapisan masyarakat.
Politikus PDI Perjuangan itu mencontohkan bahwa sejarah bangsa merekam konsensus antarras dan umat beragama bersama melawan penjajahan hingga membentuk bangsa Indonesia menjadi makin besar.
"Kendati demikian, saat ini paham radikal masuk dengan mudah sehingga merusak nilai keberagaman dan kebersamaan generasi penerus bangsa," ujarnya.
Rukma berpendapat, saat ini perlu adanya masukan nilai-nilai moral dan kebangsaan di semua sekolah tingkat dasar, terutama di pesantren dan sekolah keagamaan lainnya.
Masyarakat juga diminta lebih peka bila menemukan hal yang mencurigakan berkaitan dengan terorisme, serta melaporkannya kepada aparat penegak hukum.
"Perlu adanya masukan materi nilai-nilai moral kebangsaan di sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Termasuk di dalamnya, sekolah dengan latar belakang agama seperti pesantren, sekolah seminari, dengan maksud untuk menanamkan pentingnya menjaga tolerasi keberagaman," katanya.
"Rekam jejak keberagaman di Indonesia, termasuk di Jateng sudah terjalin sangat baik sejak masa awal sebelum kemerdekaan sehingga sangat disayangkan bila tatanan yang sudah ada tersebut dirusak dengan paham radikal," kata Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi di Semarang, Senin.
Menurut dia, segala bentuk tindakan terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang harus dicegah bersama, tidak hanya dari kalangan TNI dan Polri, tapi juga semua lapisan masyarakat.
Politikus PDI Perjuangan itu mencontohkan bahwa sejarah bangsa merekam konsensus antarras dan umat beragama bersama melawan penjajahan hingga membentuk bangsa Indonesia menjadi makin besar.
"Kendati demikian, saat ini paham radikal masuk dengan mudah sehingga merusak nilai keberagaman dan kebersamaan generasi penerus bangsa," ujarnya.
Rukma berpendapat, saat ini perlu adanya masukan nilai-nilai moral dan kebangsaan di semua sekolah tingkat dasar, terutama di pesantren dan sekolah keagamaan lainnya.
Masyarakat juga diminta lebih peka bila menemukan hal yang mencurigakan berkaitan dengan terorisme, serta melaporkannya kepada aparat penegak hukum.
"Perlu adanya masukan materi nilai-nilai moral kebangsaan di sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Termasuk di dalamnya, sekolah dengan latar belakang agama seperti pesantren, sekolah seminari, dengan maksud untuk menanamkan pentingnya menjaga tolerasi keberagaman," katanya.