Solo (Antaranews Jateng) - Omzet penjualan pedagang kurma di Solo, Jawa Tengah, pada saat bulan Ramadhan naik hingga 100 persen bahkan lebih karena selama bulan suci ini kurma banyak disajikan sebagai hidangan buka puasa.

"Permintaan naik sampai 100 persen pada bulan Ramadhan. Sehari penjualannya untuk satu jenis bisa sampai 100-150 kg. Kalau total bisa sampai 1 ton/hari," kata penjual kurma Ali Joban di Pasar Kliwon Solo, Rabu.

Meski demikian, dikatakannya, harga kurma mengalami penurunan karena stok melimpah. Selain itu, dikatakannya, pada tahun ini makin banyak jenis kurma yang masuk ke Indonesia.

"Kalau yang saya jual ada delapan jenis, di antaranya kurma Madinnah, Tunisia, Mesir, dan kurma Nabi," kata pemilik Toko Assafa tersebut.

Ia mengatakan penurunan harga terjadi pada hampir semua jenis kurma, salah satunya kurma Golden yang harganya Rp35.000/kg menjadi Rp30.000/kg. Ia mengatakan sejauh ini permintaan paling tinggi yaitu kurma Golden.

"Selain harganya terjangkau, rasanya juga enak. Kalau yang paling mahal kurma Nabi, harganya Rp325.000/kg. Permintaan untuk kurma ini tidak terlalu banyak, hanya sekitar 20 kg/hari," katanya.

Senada, pemilik Toko Assegaf Didin mengatakan kenaikan penjualan kurma biasanya terjadi pada bulan Ramadhan, bahkan kenaikannya cukup signifikan.

"Kalau normalnya hanya 70 kg, sedangkan pada saat Ramadhan meningkat sampai 200 kg/hari," katanya.

Ia mengatakan untuk jenis kurma yang paling diminati konsumen yaitu kurma tangkai dengan harga Rp100.000/kg.

"Ukurannya cukup besar, daging kurmanya juga pulen, jadi banyak yang suka," katanya.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024