Solo (Antaranews Jateng) - Real Estate Indonesia (REI) berharap pemerintah mengkaji ulang rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang dikenal dengan sebutan BI rate hingga kondisi ekonomi membaik.
     
"Yang pasti kebijakan tersebut harus dipertimbangkan terlebih dahulu, setidaknya sampai kondisi ekonomi membaik," kata Sekretaris REI Soloraya Oma Nuryanto di Solo, Selasa.
     
Menurut dia, kenaikan BI rate tersebut berpotensi memberikan dampak negatif pada daya beli masyarakat.

"Kenaikan ini akan memperburuk kondisi saat ini dimana penjualan tidak terlalu baik. Bahkan cenderung menurun," katanya.

Ia mengatakan untuk rata-rata penjualan masing-masing pengembang di Soloraya saat ini kurang lebih dua unit/bulan. Padahal sebelumnya, penjualan yang dilakukan oleh setiap pengembang sekitar empat unit/bulan.

"Jadi penurunan penjualan pada tahun ini sekitar 50 persen," katanya.

Sementara itu, mengenai solusi untuk menstabilkan pasar, dikatakannya, mau tidak mau para pengembang harus mengurangi keuntungan penjualan.

"Yang terpenting adalah bagaimana penjualan tetap harus berjalan. Kami juga banyak memberikan harga menarik bagi konsumen," katanya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyatakan BI makin dekat dengan keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate. Ia mengatakan hal tersebut sebagai langkah antisipasi pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024